1 Titrasi yang melibatkan reaksi asam basa, disebut titrasi asam basa. 2. Titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks, disebut titrasi kompleksometri. 3. Titrasi yang melibatkan reaksi reduksi dan oksidasi disebut titrasi redoks. Berdasarkan larutan baku yang di gunakan, titrasi dibagi menjadi 2 yakni sebagai berikut:
- Titrasi adalah teknik kimia analitik yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam suatu larutan. Titrasi melibatkan penambahan secara bertahap suatu larutan standar ke dalam sampel larutan yang akan diukur. Tujuan dari titrasi adalah untuk mengetahui titik akhir reaksi, yaitu titik ketika reaksi antara sampel dan larutan standar sudah selesai. Pada titik akhir reaksi, konsentrasi senyawa dalam sampel dapat adalah salah satu metode dalam analisis kimia. Menurut KBBI, titrasi adalah penentuan kadar dari suatu zat dalam suatu campuran dengan menambahkan bahan penguji yang dapat bereaksi dengan zat tersebut. Istilah titrasi biasa juga disebut dengan volumetri yang merupakan salah satu metode analisis kimia yang cepat dan akurat, juga merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur atau senyawa dalam suatu larutan. Selain volumetri, titrasi juga dikenal dengan istilah Dasar Titrasi Secara umum, prinsip dasar metode titrasi didasarkan pada suatu reaksi dari suatu larutan standar dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya seperti digambarkan sebagai berikut xA + yB -> hasil reaksidimana A adalah larutan titran penitrasi, B senyawa yang dititrasi, dan x dan y adalah jumlah mol dari larutan A dan B. Pada titrasi, untuk mengetahui bahwa suatu reaksi telah tercapai sempurna, digunakan suatu larutan yang disebut dengan larutan indikator untuk mengetahui titik akhir titrasi. Larutan indikator tersebut ditambahkan kedalam larutan yang dititrasi. Larutan indikator akan memberikan warna apabila reaksi antara titran dan titer telah mencapai titik akhir titrasi. Prinsip dasar titrasi adalah bahwa konsentrasi suatu senyawa dapat ditentukan dengan cara menambahkan larutan standar ke dalam sampel larutan yang akan diukur sampai tercapai titik akhir reaksi. Pada titik akhir reaksi, jumlah senyawa dalam sampel akan setara dengan jumlah senyawa dalam larutan standar yang ditambahkan. Rumus Perhitungan Titrasi Tujuan dari titrasi adalah untuk mengetahui kadar atau konsentrasi suatu zat unsur/senyawa dalam suatu larutan. Berdasarkan reaksi umum yang dijadikan dasar prinsip titrasi, maka konsentrasi suatu zat yang belum diketahui dapat dihitung dengan persamaan Konsentrasi B = volume A X Konsentrasi A / Volume B, dimana A adalah larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya dan B adalah larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Syarat-syarat Titrasi Ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam melakukan titrasi. Persyaratan tersebut antara lain Reaksi antara titran dan analit harus berlangsung secara stoikiometri dan dari reaksi tersebut tidak terjadi reaksi samping. Reaksi harus berlangsung secara cepat. Reaksi harus kuantitatif, kesetimbangan harus mengarah ke pembentukan produk sehingga dapat diukur secara kuantitatif. Pada titik ekivalen, titik akhir reaksi harus diketahui perubahannya dengan tajam. Harus ada indikator, baik itu langsung atau tidak langsung. Jenis-jenis Titrasi Terdapat beberapa jenis titrasi, berdasarkan jenis reaksi antara analit dan titran, titrasi dibagi menjadi 4 macam, yaitu titrasi asam basa, titrasi pengendapan, kompleksometri dan titrasi redoks. 1. Titrasi Asam Basa Titrasi asam-basa disebut juga netralisasi dimana titrasi ini melibatkan reaksi antara asam dengan basa yang dapat berupa asam kuat atau lemah dengan basa kuat atau lemah. Larutan indikator dalam titrasi asam basa adalah asam organik lemah dan basa organik lemah yang punya dua warna dalam pH larutan yg berbeda, diantaranya adalah indikator pp phenolphtalein. Contoh titrasi asam basa dapat kamu lihat pada bagian akhir artikel asam-basa biasa digunakan untuk menentukan konsentrasi asam atau basa dalam suatu larutan. Titrasi ini melibatkan penambahan larutan standar yang memiliki pH yang berbeda-beda ke dalam larutan yang akan diukur. Pada titik akhir reaksi, pH larutan akan berubah drastis, sehingga titik akhir reaksi dapat ditentukan dengan menggunakan indikator Titrasi pengendapan Titrasi pengendapan merupakan salah satu jenis titrasi dimana hasil reaksinya adalah endapan. Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi argentometri. Terdapat beberapa metode dalam jenis titrasi pengendapan ini, yaitu metode mohr, metode volhard, metode kompleksometri Titrasi kompleksometri atau pembentukan kompleks merupakan titrasi dengan pereaksi yang dapat membentuk senyawa kompleks. Salah satu senyawa kompleks yang umum digunakan sebagai larutan standar dalam titrasi kompleksometri adalah kompleksometri biasa digunakan untuk menentukan konsentrasi senyawa logam dalam suatu larutan. Titrasi ini melibatkan penambahan larutan standar yang mengandung senyawa pengkelat ke dalam sampel larutan yang mengandung senyawa logam. Pada titik akhir reaksi, semua senyawa logam dalam sampel akan terikat oleh senyawa pengkelat, sehingga tidak lagi bereaksi dengan senyawa pengkelat tambahan yang Titrasi redoksTitrasi redoks atau reduksi-oksidasi merupakan titrasi yang melibatkan oksidator dan reduktor. Beberapa jenis titrasi redoks antara lain iodometri, iodimetri, dan redoks umum digunakan untuk menentukan konsentrasi senyawa oksidator atau reduktor dalam suatu larutan. Titrasi ini melibatkan penambahan larutan standar yang merupakan agen reduktor atau oksidator ke dalam sampel larutan yang mengandung senyawa yang akan diukur. Pada titik akhir reaksi, jumlah reduktor atau oksidator yang ditambahkan akan setara dengan jumlah senyawa oksidator atau reduktor dalam Penerapan Titrasi Di LaboratoriumAplikasi analisis metode titrasi dapat dilakukan untuk menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam berbagai jenis sampel, seperti air, makanan, obat-obatan, dan produk industri. Beberapa jenis titrasi yang umum dilakukan antara lain adalah titrasi asam-basa, titrasi kompleksometri, dan titrasi adalah contoh analisis titrasi di laboratoriumLaporan Praktikum Standarisasi Larutan NaOH untuk Menentukan Kadar Asam Cuka Perdagangan Asam-basaLaporan Praktikum Titrasi Argentometri ArgentometriLaporan Praktikum Sintesis dan Penentuan Rumus Molekul Senyawa Kompleks Besi II Oksalat PermanganometriLaporan Praktikum Titrasi Asam Basa Asidi-AlkalimetriKESMIPULANTitrasi adalah metode analisis kimia yang dilakukan dengan cara mereaksikan suatu larutan sampel yang belum diketahui konsentrasinya dengan larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara pasti. Dalam analisis kimia terdapat beberapa metode yang umum digunakan, baik itu metode yang konvensional maupun yang menggunakan instrumen. Salah satu metode analisis kimia adalah titrasi yang memiliki sebutan lain volumetri dan juga beberapa jenis titrasi yang dapat dilakukan, di antaranya adalah titrasi asam-basa, titrasi kompleksometri, dan titrasi redoks. Masing-masing jenis titrasi memiliki prinsip dasar yang melakukan titrasi, sangat penting untuk memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran, seperti keakuratan dan kebersihan peralatan laboratorium, persiapan sampel dan larutan standar yang baik, serta penggunaan indikator yang sesuai. Dengan memperhatikan semua faktor ini, hasil titrasi dapat diperoleh dengan akurasi dan kepercayaan yang
PerubahanpH pada reaksi penetralan basa lemah oleh asam kuat, dalam hal ini 50 mL NH$_3$ 0,1 M dititrasi dengan HCl 0,1 M, dapat ditunjukkan pada kurva di bawah ini. HCl 0,1 M, dapat ditunjukkan pada kurva di bawah ini. Dari kurva tersebut, terlihat bahwa titik ekuivalen terjadi pada pH lebih kecil 7. Hal ini disebabkan garam yang ~REAKSI PENETRALAN DAN REAKSI ASAM BASA~ Reaksi penetralan asam kuat dan basa kuat Jika larutan asam dan basa direaksikan, maka dihasilkan garam dan air. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut Asam + Basa →Garam + Air Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H+ dari HCl akan bereaksi dengan ion OH– dari NaOH membentuk air H2O. Reaksi ini disebut reaksi penetralan. Sementara, Cl– dari HCl akan bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl membentuk garam NaCl. HClaq + NaOHaq → NaClaq + H2Ol Di dalam larutannya, HCl dan NaOH akan terurai menjadi ion-ionnya, sehingga reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. H+aq + Cl–aq + Na+aq + OH–aq → Na+aq + Cl–aq + H2Oaq Dari reaksi di atas dapat disederhanakan menjadi reaksi ion bersih adalah H+aq + OH–aq → H2Oaq Reaksi penetralan asam lemah dan basa kuat Jika asam lemah CH3COOH dicampurkan dengan basa kuat NaOH, maka akan dihasilkan garam CH3COONa yang bersifat basa. Reaksi yang terjadi adalah CH3COOHaq + NaOHaq → CH3COONaaq + H2Ol Larutan CH3COOH merupakan asam lemah sehingga akan mengion sebagian, sedangkan NaOH akan mengion sempurna. Reaksi ionnya dapat dituliskan sebagai berikut. CH3COOHaq+Na+aq+OH–aq→ CH3COO–aq + Na+ aq + H2Ol Sehingga reaksi ion bersihnya dapat dituliskan sebagai berikut. CH3COOHaq + OH– aq→ CH3COO–aq + H2Ol Reaksi penetralan basa lemah dan asam kuat Jika basa lemah NH4OH NH3 + H2O dicampurkan dengan asam kuat HCl, maka akan dihasilkan garam NH4Cl yang bersifat asam. Reaksi yang terjadi adalah NH4OHaq + HClaq → NH4Claq + H2Ol Larutan NH4OH akan terurai sebagian, sedangkan HCl akan terurai sempurna. Persamaan reaksi ion yang terjadi adalah NH4OHaq + H+aq + Cl–aq → NH4+aq + Cl–aq + H2Ol Sehingga reaksi ion bersihnya dapat dituliskan sebagai berikut. NH4OHaq + H+aq → NH4+aq + H2Ol Reaksi penetralan asam lemah dan basa lemah Jika asam lemah CH3COOH dicampurkan dengan basa lemah NH4OH, maka akan terbentuk garam NH4CH3COO dan air. Reaksi yang terjadi adalah CH3COOHaq + NH4OHaq → NH4CH3COOaq + H2Ol TITRASI ASAM BASA Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi. Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa netralisasi. Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Sedangkan titik akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indicator. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan netralisasi. Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida NaOH dengan asam hidroklorida HCl, persamaan reaksinya sebagai berikut NaOHaq + HClaq NaCl aq + H2Ol Selain itu ada contoh lain, yaitu NaOHaq + H2SO4aq Na2SO4 aq + H2Ol Prinsip Titrasi Asam basa Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant. Dalam titrasi asam basa ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen, antara lain 1. Memakai pH meter 2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi di lakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi di hentikan. Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi di hentikan. Pada saat titrasi asam kuat dengan basa kuat di gunakan indikator phenolpthalein pH 8,3-10 karena kesalahannya paling kecil. Dalam titrasi ini titik akhir pH > 7 dan perubahan warna pada tititk akhir titrasi adalah rose. Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter. Rumus Umum Titrasi Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai NxV asam = NxV basa Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas M dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi nxMxV asam = nxVxM basa keterangan N = Normalitas V = Volume M = Molaritas n = jumlah ion H+ pada asam atau OH – pada basa Perubahan pH pada reaksi asam–basa Suatu asam yang mempunyai pH kurang dari 7 jika ditambah basa yang pH–nya lebih dari 7, maka pH asam akan naik, sebaliknya suatu basa jika ditambah asam, maka pH basa akan turun. Apabila penambahan zat dilakukan tetes demi tetes kemudian dihitung pH–nya akan diperoleh kurva titrasi, yaitu grafik yang menyatakan pH dan jumlah larutan standar yang ditambah. 1. Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat Kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat ditunjukkan pada gambar Untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, besarnya pH saat titik ekuivalen adalah 7. Pada pH ini asam kuat tepat habis bereaksi dengan basa kuat, sehingga larutan yang terbentuk adalah garam air yang bersifat netral. 2. Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat Penetralan asam lemah oleh basa kuat agak berbeda dengan penetralan asam kuat oleh basa kuat. Contohnya, 25 mL CH3COOH 0,1 M dititrasi oleh NaOH 0,1 M. Mula-mula sebagian besar asam lemah dalam larutan berbentuk molekul tak mengion CH3COOH, bukan H+ dan CH3COO–. Dengan basa kuat, proton dialihkan langsung dari molekul CH3COOH yang tak mengion ke OH–. Untuk penetralan CH3COOH oleh NaOH, persamaan ion bersihnya sebagai berikut James E. Brady, 1990. CH3COOHaq + OH–aq ⎯⎯→ H2Ol + CH3COO–aq Kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat dapat ditunjukkan pada gambar 3. Titrasi asam kuat oleh basa lemah Kurva titrasi asam kuat dan basa lemah di atas dapat dijelaskan sebagai berikut Asam kuat mempunyai pH yang rendahi pada awalnya. pH naik perlahan saat permulaan, namun cepat saat mendekati titik ekivalen. pH titik ekivalen tidak tepat 7. Titik ekivalen untuk asam kuat dan basa lemah mempunyai pH kurang dari 7. 4. Titrasi asam lemah oleh basa lemah Asam lemah dan basa lemah pada gambar di atas tidak menghasilkan kurva yang tajam, bahkan seperti tidak beraturan. Dalam kurva titrasi asam lemah dan basa lemah, ada sebuah titik infleksi yang hampir serupa dengan titik ekivalen. Referensi
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi netralisasi. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Diketahui reaksi: H+ + CN- → HCN Pernyataan berikut yang benar mengenai reaksi di atas adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.
KimiaKimia Fisik dan Analisis Kelas 11 SMATitrasiTitrasi Asam BasaTitrasi Asam BasaTitrasiKimia Fisik dan AnalisisKimiaRekomendasi video solusi lainnya0334Perhatikan gambar titrasi berikut! Sebanyak 25mL H2SO4M...Perhatikan gambar titrasi berikut! Sebanyak 25mL H2SO4M...0401Larutan H3PO4 0,05 M digunakan untuk menetralkan 50 mL, l...Larutan H3PO4 0,05 M digunakan untuk menetralkan 50 mL, l...0205Volume larutan HCl 0,2 M agar dapat dinetralkan oleh 2...Volume larutan HCl 0,2 M agar dapat dinetralkan oleh 2... Padatitrasi asam dan basa terjadi reaksi netralisasi. Kadar atau konsentrasi asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi. Lencana tidak terkunci yang menunjukkan sepatu bot astronot mendarat di bulan. Yang terjadi pada titrasi asam basa itu reaksi netralisasi.
Di artikel Kimia kelas 11 kali ini, kita akan mengenal lebih jauh tentang titrasi asam basa, mulai dari pengertian, alat dan bahan, cara melakukan, jenis-jenis titrasi asam basa, kurva, dan contoh perhitungannya! — Halo, teman-teman! Pernah nggak kamu mendengar tentang titrasi asam basa? Atau mungkin kamu sudah mempelajarinya di sekolah? Umumnya, ketika mempelajari titrasi asam basa di sekolah, kita akan diajak bereksperimen di laboratorium kimia nih, oleh guru kita! Eksperimen apa, tuh? Tentunya eksperimen titrasi asam basa, dong! Eksperimen yang dilakukan akan membutuhkan beberapa peralatan, di antaranya yaitu buret dan labu erlenmeyer. Kayak gini nih, ilustrasinya Alat titrasi Sumber Eits, sebelum membahas lebih jauh, ketahui dulu yuk pengertian dari titrasi asam basa! Pengertian Titrasi Asam Basa Pada dasarnya, titrasi adalah metode analisis untuk menentukan kemolaran atau konsentrasi suatu zat di dalam larutan, menggunakan konsep reaksi kimia. Jadi, titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan saat kita ingin menentukan kemolaran atau konsentrasi suatu asam atau basa dengan menggunakan konsep penetralan asam-basa. Nah, untuk melakukan titrasi asam basa, kamu butuh beberapa alat dan bahan, nih. Apa aja ya, alat dan bahan yang dibutuhin? Alat dan Bahan dalam Proses Titrasi Asam Basa Dalam titrasi asam basa, kamu akan membutuhkan titran titer, buret, titrat, labu erlenmeyer, dan indikator kimia. a. Titran Titer Titran adalah zat yang digunakan untuk mentitrasi. Titran disebut juga sebagai titer. Titran ini merupakan larutan standar yang telah diketahui secara pasti konsentrasinya, misalnya asam kuat atau basa kuat. Nah, pada titrasi asam basa, posisi titran terletak pada buret. b. Buret Buret adalah alat laboratorium berupa kaca berbentuk silinder dengan bagian bawah mengerucut. Buret memiliki garis ukur dan sumbatan keran pada bagian bawahnya. Sumbatan keran ini berfungsi untuk menjaga agar cairan yang diisikan ke dalam buret dapat menetes secara presisi sesuai kehendak pelaku eksperimen. c. Titrat Titrat adalah larutan sampel yang akan dianalisis atau ditentukan konsentrasinya. Jadi, titrat inilah yang nantinya akan kita ubah atau kita hitung konsentrasinya, dengan meneteskan sejumlah zat titran ke dalamnya melalui buret. Pada titrasi asam basa, posisi titrat terletak pada labu erlenmeyer. d. Labu Erlenmeyer Labu erlenmeyer adalah alat laboratorium berupa gelas kaca dengan ujung kepala dan leher yang kecil kemudian melebar terus hingga bagian bawahnya. Labu erlenmeyer biasa dipakai untuk menampung bahan kimia yang berbentuk cair. Bagian kepala dan lehernya yang kecil berfungsi untuk mengurangi resiko cairan kimia tumpah atau menyiprat ke luar. e. Indikator Kimia Indikator kimia adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kapan suatu sampel titrat telah habis bereaksi. Ketika titrat dengan titran sudah tepat bereaksi atau habis bereaksi, maka dapat dibilang bahwa eksperimen tersebut sudah mencapai titik ekuivalen. Ketika telah melampaui titik ekuivalen, maka akan terjadi perubahan warna yang spesifik. Indikator kimia yang biasa digunakan yaitu indikator pp atau phenolptalein. Indikator ini diteteskan sebanyak 1-2 tetes ke dalam titrat. Kalau tidak diteteskan, maka titrat tidak bisa berubah warna, sehingga kita tidak akan tahu kapan titik ekuivalennya terjadi. Baca Juga Kesetimbangan Kimia, Jenis-Jenis, Persamaan Reaksi, dan Tetapannya Cara Melakukan Titrasi Asam Basa Oke, sudah tahu pengertian dan alat bahan untuk melakukan titrasi, sekarang saatnya kamu tahu langkah-langkah dalam proses titrasi asam basa agar kamu mengerti cara melakukannya. Eits, tapi ingat! Don’t try this at home! Alias jangan melakukan eksperimen ini sendiri di rumah, ya! Proses titrasi asam basa melibatkan larutan asam kuat atau basa kuat yang bisa berbahaya bagi tubuh, jadi harus dilakukan di dalam laboratorium dengan didampingi oleh guru atau asisten laboratorium. Sebelum melakukan eksperimen ini pun, kamu harus mengenakan alat pelindung diri seperti baju atau jas lab, sarung tangan, dan kacamata goggles untuk mengurangi resiko terkena cipratan bahan kimia. Ingat, ya! Nah, sekarang kita bahas yuk, langkah-langkahnya! Langkah-langkah dalam proses titrasi adalah sebagai berikut 1. Titrasi dilakukan secara perlahan. Titran larutan standar diteteskan satu tetes demi satu tetes ke dalam titrat larutan sampel. 2. Setiap tetesnya harus disertai dengan pengocokan agar reaksi dapat terjadi secara optimal dan merata. Hati-hati ketika mengocok, ya! Jangan sampai tumpah atau menyiprat. 3. Proses penetesan ini dilakukan secara terus menerus hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen adalah titik di mana titrat dengan titran tepat bereaksi atau habis bereaksi. 4. Pada titrat, ditambahkan 1-2 tetes indikator kimia. Indikator kimia ini berfungsi untuk mengetahui kapan suatu sampel titrat telah habis bereaksi, sehingga ketika telah melampaui titik ekuivalen, akan terjadi perubahan warna yang spesifik. Jika warna telah berubah, proses titrasi dapat dihentikan dengan mematikan sumbatan keran pada buret. Nah, begitulah cara melakukan titrasi asam basa. Memang terlihat mudah, tapi tetap harus dilakukan di laboratorium dengan pendampingan, ya! Cara Membaca Hasil Titrasi Asam Basa Cara membaca data hasil titrasi asam basa pun cukup mudah, loh! Setelah proses titrasi selesai, yang ditandai dengan perubahan warna pada larutan sampel, untuk membaca hasil titrasi asam basa adalah dengan melihat skala volume permukaan cairannya. Misalnya, permukaan cairan pada buret setelah titrasi, berada pada skala 20 ml. Maka, volume standar atau titran yang terpakai sebesar 20 ml. — Kita rehat sejenak, yuk! Kamu udah pernah cobain fitur Adapto di ruangbelajar belum, sih? Nah, video pembahasan tentang Titrasi Asam Basa sudah dilengkapi dengan fitur Adapto, lho! Yuk, cobain! Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa dan Kurvanya Titrasi asam basa terdiri atas beberapa macam atau jenis, antara lain yakni sebagai berikut 1. Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat Titrasi asam kuat oleh basa kuat, artinya Titran larutan standar pada buret → basa kuat Titrat larutan sampel pada labu erlenmeyer → asam kuat Hayoloh, bingung nggak tuh.. Tenang, tenang. Bacanya pelan-pelan aja! Kamu nggak akan bingung kok kalau memperhatikan dengan perlahan dan seksama xixi.. Titrasi asam kuat oleh basa kuat akan menghasilkan kurva sebagai berikut. 2. Titrasi Basa Kuat oleh Asam Kuat Titrasi basa kuat oleh asam kuat, artinya Titran larutan standar pada buret → asam kuat Titrat larutan sampel pada labu erlenmeyer → basa kuat Titrasi basa kuat oleh asam kuat akan menghasilkan kurva sebagai berikut. 3. Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat Titrasi asam lemah oleh basa kuat, artinya Titran larutan standar pada buret → basa kuat Titrat larutan sampel pada labu erlenmeyer → asam lemah Titrasi asam lemah oleh basa kuat akan menghasilkan kurva sebagai berikut. 4. Titrasi Basa Lemah oleh Asam Kuat Titrasi basa lemah oleh asam kuat, artinya Titran larutan standar pada buret → asam kuat Titrat larutan sampel pada labu erlenmeyer → basa lemah Titrasi basa lemah oleh asam kuat akan menghasilkan kurva sebagai berikut. Baca Juga Bagaimana Cara Menentukan Indikator Asam Basa? Rumus Titrasi Asam Basa Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, titrasi asam basa bertujuan untuk mencari tahu konsentrasi dari larutan sampel yang dianalisis. Untuk menentukan konsentrasi larutan sampel, kamu bisa menggunakan rumus titrasi asam basa berikut Keterangan Contoh Soal Menghitung Konsentrasi Sampel Nah, supaya kamu semakin paham, yuk kita coba selesaikan soal titrasi asam basa di bawah ini Analisis larutan sampel HCl 20 ml dengan larutan standar 0,1 M NaOH 25 ml. Berapakah konsentrasi HCl yang dihasilkan? Penyelesaian Jadi, konsentrasi HCl yang dihasilkan adalah 0,125 Molar. — Oke, selesai sudah materi titrasi asam basa kali ini. Semoga, dengan membaca artikel ini, kamu bisa tambah paham mengenai pengertian, cara melakukan titrasi asam basa, serta contoh perhitungannya, ya. Jangan lupa juga kalau kurva titrasi asam basa itu terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian yang menandakan pH awal, bagian yang menandakan pH saat titik ekuivalen, dan bagian yang menandakan pH setelah melampaui titik ekuivalen. Sudah paham, ya? Kalau kamu ingin tahu lebih banyak lagi tentang titrasi beserta rumusnya, kamu bisa belajar menggunakan video belajar beranimasi di ruangbelajar. Di sana, kamu nggak cuma bisa belajar melalui video, tapi juga bisa mengerjakan latihan soal, lho. Yuk, gabung sekarang! Sumber Gambar Gambar Alat Titrasi’ [Daring]. Tautan Diakses 21 April 2022 Artikel ini diperbarui pada 8 Juni 2023.
Perhatikangrafik titrasi asam lemah oleh basa kuat berikut! 15. Perhatikan grafik titrasi asam-basa berikut! 20 mL CH3COOH dititrasi menggunakan larutan NaOH 0,05 M. Konsentrasi larutan CH3COOH dan pH larutan pada titik C berturutturut adalah. A. 0,05 M, pH = 7 B. 0,10 M, pH < 7 C. 0,10 M, pH = 7 D. 0,15 M, pH > 7 E. 0,15 M, pH = 7 21. - Titrasi merupakan metode penentuan kadar suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya. Dalam proses titrasi, larutan dengan volume terukur direaksikan secara bertahap dengan larutan lain yang telah diketahui jenis reaksi yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi asam basa adalah penentuan kadar larutan basa dengan larutan asam yang telah diketahui kadarnya, dan sebaliknya. Penentuan kadar asam atau basa ini didasarkan pada reaksi ilmu kimia, mengutip Modul P4TK IPA terbitan Kemdikbudristek, titrasi asam basa termasuk metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan di Asam Basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa sehingga akan terjadi perubahan pH larutan yang dititrasi. Metode ini disebut pula analisis volumetrik karena pengukuran volume berperan penting dalam proses yang akan ditentukan kadarnya dalam titrasi disebut sebagai analit. Sementara itu, larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai larutan sintesis atau 3 reaksi kimia yang digunakan sebagai dasar titrasi asam basa, yakni sebagai berikut Reaksi yang melibatkan asam kuat dan basa kuat; Reaksi yang melibatkan asam lemah dengan basa kuat; Reaksi yang melibatkan asam kuat dan basa lemah. Metode Titrasi Asam Basa dan Prosedurnya Metode titrasi asam basa mesti dijalankan hingga titik ekivalen tercapai. Maksud dari titik ekivalen adalah keadaan saat asam dan basa tepat habis bereaksi secara dari Modul Kimia Politanikoe, titik ekivalen dapat terlihat dari warna indikator. Titrasi perlu dihentikan saat indikator menunjukkan warna berubah. Kondisi itu disebut titik akhir mendapatkan hasil titrasi yang akurat, selisih titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diupayakan seminimal mungkin. Maka itu, indikator perubahan warna maupun trayek pH dalam proses titrasi harus dipilih secara titrasi asam basa perlu alat berupa buret dan labu Erlenmeyer, serta tiga bahan yaitu titran, analit, dan indikator asam atau titrat merupakan sebutan untuk larutan yang tidak diketahui konsentrasinya. Adapun titran ialah larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Sementara indikator asam basa adalah zat yang bisa mengalami perubahan warna saat mendekati titik larutan yang dapat dicari kadarnya konsentrasinya dalam titrasi, salah satunya larutan asam berupa asam klorida HCl.Prosedur metode titrasi asam basa sebagai berikut Masukkan titran ke dalam buret Masukkan analit ke labu Erlenmeyer Tambajkan beberapa tetes indikator asam basa ke dalam analit Teteskan titran sedikit demi sedikit ke dalam analit Hentikan titrasi ketika warna analit berubah Catat volume titran yang masuk ke dalam analit Warna analit yang berubah adalah efek penambahan indikator asam basa Warna yang berubah adalah tanda titrasi mencapai titik ekivalen. Selain itu, ada dua cara untuk mengetahui titik akhir titrasi asam basa. Pertama, memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan. Grafik dibuat dengan cara menarik garis kurva dengan pH sebagai ordinat dan volume titran sebagai absis. Kurva ini disebut kurva titrasi. Titik tengah kurva tersebut adalah titik memakai indikator asam basa yang ditambahkan tiga tetes sesedikit mungkin pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator akan mengalami perubahan warna ketika titik ekivalen terjadi, pada saat inilah titrasi ini rumus perhitungan titasi asam basaV1 x K1 = V2 x K2K2 = V1 x K1 V2KeteranganV1 = volume analit atau zat yang dititrasi; K1 = konsentrasi zat yang dititrasi; V2 = volume titran terpakai; K2 = konsentrasi titran. - Pendidikan Kontributor Robiatul KameliaPenulis Robiatul KameliaEditor Addi M Idhom . 264 339 56 377 406 160 390 104

pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi