Berikutini adalah contoh PTK PAUD yang dapat pembaca jadikan referensi dalam menyusun skripsi PTK atau PTK di sekolah anda. dinyatakan setelah mendapatkan hasil analisis observasi dalam jurnal penelitiannya. Observasi awal Pembatasan Masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas
Teknik Analisis Data Dalam Penelitian Tindakan Kelas PTK – Maju mundurnya suatu negara sangat ditentukan oleh kemajuan di bidang pendi-dikan. Oleh karena itu setiap negara senantiasa berusaha secara terus menerus untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan di negaranya. Salah satunya dengan perubahan dan penyempurnaan kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan di setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pemberlakuan kuriku-lum baru juga merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki proses penyelenggaraan pendidikan di suatu negara agar tidak tertinggal jauh dari negara lain Olivia, 1992 3.Seiring dengan berlakunya kurikulum di negara kita, yaitu kurikulum yang operasi-onalnya disebut KTSP, maka setiap komponen yang terlibat di dalam sistem pendidikan umumnya dan pembelajaran khususnya ikut berbenah dalam rangka melaksanakan semua yang dianjurkan dalam kurikulum baru tersebut. Tidak terkecuali guru sebagai pemegang peran utama dalam proses pembelajaran. Meskipun telah terjadi perubahan paradigma dari teacher centered ke student centered, namun bukan berarti guru tugasnya menjadi ringan, tetapi justru guru sebagai motivator dan ”perancang” proses pembelajaran mendapatkan beban yang lebih kenyataannya, tidak semua guru memiliki kemampuan yang diharapkan dapat menjadi modal dalam menyukseskan pelaksanaan KTSP. Hal ini disebabkan sebagian guru di negara kita memiliki beban tugas yang relatif banyak, bukan hanya menyangkut persiapan pembelajaran, melainkan juga tugas-tugas lain yang memerlukan penyelesaian dalam waktu yang sama, sehingga tidak ada waktu yang tersisa untuk memikirkan hal-hal lain yang berkenaan dengan peningkatan profesionalnya sebagai guru. Rutinitas mengajar yang monoton membuat guru menjadi jenuh dan kehilangan kreativitas dalam menuangkan buah pikirannya, baik dalam bentuk karya ilmiah maupun penelitian sederhana. Oleh karena itu perlu adanya kegiatan-kegiatan yang mampu mengkondisikan guru untuk berkarya dan mengembangkan guru senantiasa dituntut untuk mengembangkan diri. Apalagi dengan adanya program sertifikasi yang mengharapkan setiap guru menjadi lebih profesional. Salah satu aktivitas yang harus dapat dilakukan guru untuk menunjukkan keprofesional-annya adalah dengan melakukan penelitian. Banyak jenis penelitian yang dapat dilakukan, tetapi yang paling tepat dilakukan seorang guru adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Melalui PTK ini diharapkan guru mampu memberikan sumbangsih terhadap perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas yang bermuara pada peningkatan prestasi belajar peserta didiknya. Mungkin timbul pertanyaan di benak guru, mengapa PTK merupakan penelitian yang paling tepat untuk seorang guru ? Apakah dengan melakukan PTK proses pembe-lajaran tidak terganggu, padahal alokasi waktu belajar demikian sempitnya ? Rumitkah melakukan PTK itu ? Apa manfaatnya kita melakukan PTK ?MENGAPA HARUS PTK ?Guru adalah orang yang paling mengetahui tentang perkembangan dan kemajuan prestasi belajar peserta didiknya pada mata pelajaran yang diampunya. Guru pula yang mengetahui dengan pasti ada tidaknya masalah yang dihadapi peserta didiknya dalam memahami dan menguasai materi yang diajarkan. Guru memperhatikan dari hari ke hari, dari pertemuan ke pertemuan, perilaku dan karakter peserta didiknya. Dengan kata lain, guru adalah sumber informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan peserta adalah suatu jenis penelitian tindakan dimana permasalahan yang diangkat merupakan permasalahan yang benar-benar dihadapi oleh peserta didik masalah kon-kret dan dirasakan dihadapi oleh sebagian besar peserta didik, sekaligus permasalahan yang muncul secara terus menerus di kelas ketika guru mengajar Sukardi, 2004 211. Permasalahan yang demikian hanya dapat ditangkap oleh seorang guru yang setiap hari berhadapan dengan mereka, bukan oleh orang lain yang hanya datang sekali-sekali. Guru pula yang mengetahui secara pasti apakah masalah yang muncul di kelas itu perlu penanganan segera dan jika tidak diatasi dapat mengganggu proses hal tersebut, maka penelitian yang paling tepat adalah PTK, karena melalui PTK guru dapat mengajar seperti biasa, tanpa terkurangi jam pelajarannya, tetapi sekaligus dapat menerapkan suatu tindakan yang tujuannya untuk mengatasi masalah dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Hal ini karena PTK dirancang sedemi-kian rupa menyatu dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas dan guru tidak harus meninggalkan pekerjaannya Sukardi, 2004 210. Perbedaannya hanya terletak pada adanya suatu tindakan tertentu yang dilakukan guru untuk mengatasi masalah yang diangkat dalam PTK tersebut, tetapi penyampaian materi ajar tetap tersampaikan sesuai sistematika dalam silabus, karena secara umum PTK tidak pandang dilakukan dalam rangka memberikan kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan guru untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan dan untuk memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan Raka Joni, 1980 22. Melalui PTK guru menginginkan terjadinya perubahan, pening-katan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara MELAKUKAN PTK ?Sesuatu akan dikatakan rumit jika kita belum mencoba, apalagi belum memba-yangkan dan memikirkannya. Bukankah Allah berfirman “Sesungguhnya akan datang kemudahan sesudah kesulitan” QS. Al-Insirah 7. Jika kita ragu ketika akan melakukan sesuatu itu tandanya kita termasuk orang yang pandai, karena Einstein mengatakan “yang pandai selalu ragu, yang bodoh selalu yakin”.Melakukan PTK tidaklah sulit, jika kita dapat memahami langkah-langkahnya dengan baik dan menjaga kekonsistenan dari objek/variabel yang akan diteliti. Pelaksanaan PTK memang mudah jika ditinjau dari segi teknis pelaksanaan, ruang lingkup, subjek penelitian, dan analisis data yang nampaknya sangat sederhana dibandingkan penelitian jenis lainnya. Namun bila ditinjau dari segi non teknis, ada kecenderungan bahwa pelaksa-naan PTK menjadi begitu sulit, karena banyak permasalahan dan hal-hal tak terduga yang dapat muncul ketika PTK berjalan. Kunci utama dan yang paling penting dalam pelaksanaan PTK adalah adanya kemauan dan kesiapan pihak sekolah dan guru itu sendiri dalam mendukung keberhasilan PTK Manurung, 2008124.Menurut Crowl, dkk. 1971, besarnya motivasi guru dalam melakukan PTK ikut serta dalam mempengaruhi keberhasilan penelitian itu sendiri. Semakin kuat motivasi guru untuk melakukan PTK, maka hasil yang diperoleh akan semakin optimal, dan sebaliknya David, dkk, 1976. Oleh karena itu bagi guru-guru yang belum termotivasi melakukan PTK, sangat perlu dan penting mendapat perhatian dari berbagai pihak, terutama Kepala Sekolah. Selain itu kerjasama diantara guru dalam cooperative action-research juga sangat diharapkan, karena hal ini memiliki beberapa keuntungan, seperti meningkatkan pengetahuan; meringankan beban tugas; menjadi model antar sesama; belajar menata orang lain; mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman terhadap orang lain; hasil kerja menjadi lebih akurat, lebih baik, lebih terpercaya; dan yang terakhir terjalinnya kerjasama antar guru untuk dapat saling mengisi Berliner, David, & Calfee,1992. TEKNIK ANALISIS DATA DALAM PTKSebagian besar guru, baik guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA menyatakan bahwa pada teknik analisis data inilah bagian yang tersulit dalam PTK. Hal ini tidaklah 100% benar, karena sebenarnya pada bagian inilah hal yang sangat mengasyikkan. Orang akan bisa karena terbiasa, orang akan tidak bisa karena belum terbiasa. Kata-kata itu nampaknya benar, artinya guru merasa tidak bisa melakukan analisis data dalam PTK karena memang belum dengan penelitian lainnya, maka analisis data dalam PTK bertujuan bukan untuk digeneralisasikan, melainkan untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagaimana yg diharapkan. Hal ini karena masalah yang diangkat dalam PTK bersifat kasuistik, artinya masalah yang spesifik terjadi dan dihadapi oleh guru yang melakukan PTK tersebut dan alternatif pemecahan masalah yang dilakukan belum tentu akan memberikan hasil yang sama untuk kasus serupa. Oleh karena itu ketika suatu PTK berhasil menunjukkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagaimana yg diharapkan, maka berarti sekaligus peneliti guru telah berhasil menemukan model dan prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap upaya pemecahan masalah guru yang lain memiliki masalah pembelajaran yang sama atau hampir sama dengan guru yang telah berhasil melakukan PTK dengan tindakan tertentu, maka dia dapat melakukan modifikasi terhadap prosedur tindakan tersebut untuk disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, kedalaman dan keluasan masalah, dan potensi sekolah sarana prasarana dan fasilitas yang tersedia, agar tindakan yang dilakukan tepat dan efektif dalam memecahkan masalah. Jika guru yang lain merasa bahwa permasalahan yang dihadapi persis sama, maka dia dapat saja langsung mengikuti prosedur tindakan yang dilakukan oleh guru yang telah berhasil tadi tanpa memodifikasi, namun hasil yang diperoleh belum tentu sama, karena karakteristik peserta didik, kedalaman dan keluasan masalah, lingkungan sekolah, dan berbagai faktor lain ikut menentuka hasil PTK. Hal terpenting yang harus menjadi pegangan adalah bahwa dalam PTK, baik prosedur tindakan, banyaknya siklus, instrumen pengumpul data, maupun teknik analisis data bersifat fleksibel, tidak kaku seperti jenis penelitian yang teknik analisis data dalam PTK sangat tergantung pada data yang terkumpul. Seperti halnya penelitian jenis lain, data dalam PTK dapat dikumpulkan dengan menggunakan berbagai instrumen penelitian alat monitoring, seperti catatan harian, lapangan, berkala, lembar observasi; pedoman wawancara; lembar angket/kuesioner, soal prestasi; lembar masukan peserta didik refleksi tindakan; tugas portofolio; dokumen; lembar penilaian unjuk kerja, instrumen perekam gambar/suara video; dan lain-lain. Semua instrumen tersebut harus dipersiapkan secara baik dan matang sebelum kita mulai melakukan data difokuskan pada sasaran/variabel/objek yang akan diperbaiki/ diting-katkan, misalnya tentang kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, frekuensi dan kualitas pertanyaan, cara menjawab dan penalarannya, kualitas kerjasama kelompok, aktivitas, partisipasi, motivasi, minat, konsep diri, berpikir kritis, kreativitas, kemandirian, dan lain-lain. Data dapat berupa angka maupun non-angka kalimat atau kata-kata, yang dapat dianalisis deskriptif dan sajian visual yang menggambarkan bahwa tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan keadaan sebelumnya. Pada umumnya analisis kualitatif terhadap data PTK dapat dilakukan dengan tahap-tahap menyeleksi, menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan, mengorga-nisasi mengaitkan gejala secara sistematis dan logis, membuat abstraksi atas kesim-pulan makna hasil analisis. Model analisis kualitatif yang terkenal adalah model Miles & Hubberman 1992 20 yang meliputi reduksi data memilah data penting, relevan, dan bermakna dari data yang tidak berguna, sajian deskriptif narasi, visual gambar, tabel dengan alur sajian yang sistematis dan logis, penyimpulan dari hasil yg disajikan dampak PTK dan efektivitasnya. Model analisis ini dapat digambarkan sebagai berikutBEBERAPA CONTOH ANALISIS DATA DALAM PTKBagaimana cara melakukan analisis data dalam PTK ? Jika hanya teoretis mungkin kita tidak mempunyai gambaran yang jelas. Oleh karena itu berikut ini diberikan beberapa contoh analisis data yang berupa hasil angket, observasi, dan Agus melakukan PTK untuk meningkatkan minat peserta didiknya dengan menerapkan media instruksional melalui 3 siklus pada peserta didik kelas XA SMA.. Setiap akhir siklus ia mengambil data minat menggunakan lembar angket, Bagaimana cara menganalisis data minat tersebut ?PENJELASANSetiap kali kita akan melakukan PTK, maka semua instrumen yang akan diguna-kan untuk mengambil data harus sudah dipersiapkan. Pada kasus ini lembar angket minat harus sudah dibuat sebelum PTK dimulai. Angket dapat dibuat sendiri, mengadopsi, atau mengadaptasi, tetapi yang jelas setiap angket dibuat berdasarkan jabaran aspek yang akan diteliti yang diambil dari teori. Sebagai contoh, berdasarkan beberapa teori aspek-aspek minat meliputi MinatNomor Butir senang1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, tertarik11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, ingin tahu21, 22, 23, / Kemauan25, 26, 27, 28, 29, 306 30Kisi-kisi Butir Angket MinatData minat yang diambil setiap akhir siklus selanjutnya dihitung skor totalnya untuk setiap peserta didik sesuai dengan skala yang digunakan, misal dari sangat tidak setuju – tidak setuju – ragu-ragu – setuju – sangat setuju. Selanjutnya skor diubah menjadi persentase %. Untuk mengetahui meningkat tidaknya minat, maka % minat setiap peserta didik diperbandingkan dari siklus 1 – 2 – 3. Perbandingan minat dapat dilakuKan karena instrumen minat yang digunakan sama. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan minat secara keseluruhan, maka dihitung rerata % minat untuk setiap siklus. Jika kita ingin melihat kriteria minat tersebut sangat baik atau sebaliknya, maka digunakan pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif. Sebagai contoh Robert Ebel L., 1972 266Persentase Minat KuantitatifKriteria Minat Kualitatif80 – 100Sangat tinggi60 – 79Tinggi40 – 59Sedang20 – 39Rendah0 – 19Sangat rendahKonversi Data Kuantitatif ke KualitatifPERMASALAHAN mengetahui efektif tidaknya LKS digunakan dalam meningkatkan partisi-pasi peserta didik, seorang guru melakukan PTK yang dirancang dalam 3 siklus. Pada setiap siklus, peneliti sebagai observer melakukan observasi/pengamatan terhadap partisipasi setiap peserta didik dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Lembar observasi berisi tentang jabaran konsep partisipasi yang diturunkan dari teori yang diacu. Bagaimana cara menganalisis data partisipasi yang diperoleh dari lembar observasi tersebut ?PENJELASANSama seperti minat, maka lembar observasi berisi aspek-aspek partisipasi yang diacu dari teori lalu dijabarkan dalam butir-butir pernyataan. Akan lebih baik sebagai observer bukan hanya peneliti, tetapi mengajak beberapa rekan guru agar data observasi lebih akurat, karena ada kontrol diantara observer ingat, indera kita sangat terbatas. Data partisipasi yang diperoleh dianalisis seperti data guru merasa bahwa prestasi belajar peserta didiknya pada mata pelajaran yang diajarkan kurang memuaskan. Setelah ia amati dari hari ke hari ternyata ia merasa bahwa anak didiknya kurang termotivasi belajar hingga berakibat prestasinya rendah. Oleh karena itu ia kemudian melakukan PTK dalam usaha meningkatkan prestasi belajar peserta didik, yaitu dengan menerapkan “kuis berhadiah nilai” di setiap akhir pertemuan. Setiap awal siklus ia melakukan pretes, kemudian di akhir siklus ia melakukan tes lagi dengan lembar tes yang sama. Setelah melalui 3 siklus ia merasakan ada peningkatan prestasi yang relatif memuaskan, sehingga ia mengakhiri PTK-nya. Bagaimanakah cara ia mengolah dan menganalisis data prestasi tersebut hingga ia tahu terjadi peningkatan prestasi belajar anak didiknya ?PENJELASANDalam PTK sebenarnya memang kita tidak boleh membatasi siklus, karena siklus hanya dapat dihentikan ketika kita memperoleh data yang sudah jenuh, artinya sudah tidak ada lagi peningkatan yang signifikan/bermakna dari perlakuan yang kita berikan terhadap objek/variabel yang menjadi target untuk ditingkatkan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan dalam 3 siklus, karena ia melihat peningkatan prestasi peserta didik sudah memuaskan, menurut pertimbangan peneliti tersebut. Berbeda dengan minat melalui angket dan partisipasi melalui observasi yang dapat langsung diban-dingkan skor atau % antar siklus, maka prestasi tidak dapat langsung diperbandingkan. Hal ini karena tes yang diujikan berisi materi yang berbeda dari siklus ke siklus. Oleh karena itu kita harus melakukan pretes dan postes, kemudian selisih pretes dan postes untuk setiap siklus per peserta didik dapat dibandingkan. Ingat ! perbandingan hanya dilakukan terhadap selisih pretes dan postes, bukan postes antar siklus! Perhatikan contoh iniRerata Nilai Pretes dan Postes pada Ketiga SiklusBerdasarkan contoh tersebut, maka yang dapat dibandingkan adalah kenaikan nilai untuk setiap siklus kolom paling kanan, bukan rerata postes pada akhir MEMBERIKAN PEMBAHASAN TERHADAP HASIL PTK ? Seperti halnya penelitian jenis lain, maka pembahasan terhadap hasil PTK sebaiknya juga tidak terlalu banyak membahas data-data yang tidak penting dan kurang berhubungan dengan fokus penelitian kita. Pembahasan lebih ditekankan terhadap data yang sesuai dengan prediksi awal kita, yaitu data yang menjadi bukti empirik adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan seperti yang lain yang memerlukan pembahasan adalah jika ada data yang menyimpang atau menunjukkan kejanggalan yang mencolok. Sebagai contoh, data pada Tabel 3 dimana pada siklus kedua justru mengalami penurunan, padahal sebenarnya perubahan yang diharapkan adalah adanya kenaikan. Pembahasan data-data yang mencolok harus disertai alasan/argumen yang kuat, akan lebih baik lagi jika ada sumber acuan yang mendukung adanya penyimpangan data akan terasa lebih berat ketika peneliti sudah melakukan banyak siklus denan rentang waktu yang relatif lama misal satu semester tetapi dari data yang terkumpul tiap siklus belum menunjukkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau peru-bahan seperti yang diharapkan. Jika terjadi demikian, maka guru harus segera menghenti-kan PTK tersebut, karena hal ini berarti ada sesuatu yang salah dari salah satu atau lebih komponen PTK yang dirumuskan. Kita mencoba mencermati satu persatu bagian proposal PTK yang telah dibuat, mulai dari latar belakang masalah, perumusan masalah, sampai pada alternatif tindakan yang dipilih. Berdasarkan hal tersebut, maka akan ditemukan letak kesalahan atau kekurangtepatan PTK yang dilakukan. Data-data dari PTK yang telah gagal memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan sebaiknya tidak dibuang, karena sebenarnya itu dapat dibuat laporannya jika kita dapat tidak perlu menyesali atau kecewa jika PTK yang dilakukan gagal, karena kemungkinan gagal memang dapat terjadi mengingat yang kita hadapi peserta didik dengan karakter dan sifat individual yang spesifik. Sebagai contoh, jika kegagalan itu dise-babkan kesalahan dalam memilih alternatif tindakan. Hal ini wajar saja, mengingat ketika PTK berlangsung situasi lapangan dapat berubah secara tiba-tiba, sehingga kita kesulitan untuk tetap pada jalur PTK yang telah direncanakan Suwarsih Madya, 1994 47.Berkaitan dengan kegagalan yang demikian, maka seorang peneliti PTK harus peka terhadap situasi dan sesegera mungkin melakukan perubahan alternatif tindakan manakala alternatif tindakan yang dipilih sudah terlihat tidak memberikan hasil yang diharapkan. Hal ini sah-sah saja dilakukan dalam PTK mengingat PTK memiliki sifat fleksibilitas. Secara umum tidak ada satupun peneliti yang menginginkan kegagalan dalam penelitiannya. Oleh karena itu sebelum mulai penelitian, sudah seharusnya seorang peneliti mempertimbangkan dan mencermati ulang semua hal yang berkaitan dengan penelitian tersebut, termasuk mencermati kerelevanan antara masalah – teori – alternatif tindakan yang ditetapkan. Mintalah pertimbangan, koreksi, dan atau sharing dengan pihak yang kita anggap kompeten mengenai seluk beluk PTK, agar kita memperoleh masukan dan saran sebelum PTK dimulai. Lebih penting lagi, guru harus tetap bersemangat dan menganggap kegagalan sebagai awal dari keberhasilan dan cambuk untuk tetap profesional yang “sempurna” hanya mungkin dicapai dengan pendidikan formal dan tempaan pengalaman kerja Raka Joni, 1980 22. Seorang guru tidak akan mewujudkan profesional yang sempurna kalau hanya mengandalkan kesarjanaannya, tetapi perlu pengasahan otak dengan berbagai aktivitas yang dapat membantu dalam mengembangkan diri. Seorang guru penting untuk menciptakan paradigma baru untuk menghasilkan praktik terbaik dalam proses pembelajaran Carolin Rekar Munro, 2005. PTK merupakan salah satu sarana unjuk keprofesionalan guru dan bentuk kepedulian guru terhadap peningkatan dan perbaikan kualitas pernah berpikir untuk mengurai dan memecahkan masalah pendidikan nasional kita, karena memang sulit dicari ujung pangkalnya. Lebih bijaksana kita memikirkan apa yang dapat dilakukan untuk membantu anak didik kita memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dengan menggunakan segenap kompetensi yang kita miliki disertai KTP Kemauan – Tekad – Pengorbanan dan SIM Semangat – Ikhtiar – Mencoba. Hidup ini penuh pilihan, dan menjadi guru adalah pilihan tepat, karena memberikan ilmu yang bermanfaat termasuk amalan yang tidak ada putusnya shodaqoh jariah, dan Insya Allah jaminannya syurga. Inginkah kita tinggal di sana ?DAFTAR PUSTAKABerliner, David, C., & Calfee, R. C. 1992. Hand Book of Educational Psychology. New York Macmillan Library Rekar Munro. 2005. “Best Practices” in teaching and learning Challenging current paradigms and redefining their role in education. The College Quarterly. 8 3, 1 – dkk. 1971. Educational psychology windows on teaching. Toronto Times Mirror Higher Education Group, 1976. Achievement motive. New York Irvington 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta GrasindoMiles, & Huberman, 1992. Analisis data kualitatif Buku sumber tentang metode-metode baru Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Beverly Hills CA Sage Publications, Inc. Buku asli diterbitkan tahun 1984.Olivia, Peter, F. 1992. Developing the curriculum. New York Harper Collins Joni. 1980. Pengembangan Kurikulum FIP, IKIP, FKG, Suatu Pendekatan Kasus Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi. Jakarta P3G Ebel L. 1972. Essentials of Educational Measurement. New Jersey Prentice Hall Inc. Englewood 2004. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta Bumi Madya. 1994. Panduan penelitian tindakan. Yogyakarta IKIP dulu postingan singkat tentang Teknik Analisis Data Dalam Penelitian Tindakan Kelas PTK semoga bisa menjadi referensi bagi anda, jika postingan ini dirasa menarik bagi anda, silahkan share/bagikan postingan ini ke media sosial anda. Terima kasih telah berkunjung.
ModelPembelajaran Kontekstual (contekstual teaching and learning) adalah proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari.4 3. Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan sebuah usaha, kegiatan, dan sebagainya.5 4. Buku ini tidak hanya membahas tentang teori-teori penelitian tindakan kelas, namun juga menguraikan secara praktis tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu kehadiran buku ini dapat membantu dalam memahami dan mempraktikkan penelitian tindakan kelas dengan baik dan benar. Selain itu, buku ini juga diharapkan tidak hanya memberikan informasi-informasi teoritis yang dapat memisahkan atau mengasinkan pembaca dari kegiatan penelitian yang mereka akan lakukan, melainkan justru dapat diterapkan dalam praktik pembelajaran di kelas dan dijadikan pedoman serta dapat mengarahkan mereka dalam melakukan kegiatan ilmiah secara nyata. Figures - uploaded by Muhammad DjajadiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Muhammad DjajadiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PENGANTARPENELITIAN TINDAKAN KELASCLASSROOM ACTION RESEARCH PENGANTARPENELITIAN TINDAKAN KELASCLASSROOM ACTION RESEARCHMuhammad Djajadi, PENGANTARPENELITIAN TINDAKAN KELASCLASSROOM ACTION RESEARCHMuhammad Djajadi, cipta dilindungi undang-undangDilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa seizin tertulis dari pertama, April 2019xii + 84 hlm. ; 21 cmISBN 978-602-5963-42-1Diterbitkan olehARTI BUMI INTARAN ANGGOTA IKAPIMangkuyudan MJ III/216 YogyakartaE-mail artibumiintaran out dan Sampul MN. JihadDicetak olehCV. Arti Bumi IntaranIsi di luar tanggung jawab percetakan P T KvKATA PENGANTARAlhamdulillah, dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat, rahmat dan karuniaNYA, sehingga penulisan buku Pengantar Penelitian Tindakan Kelas PTK ini bisa terselesaikan dengan ini merupakan buku pedoman dalam penulisan Karya Ilmiah berupa Penelitian Tindakan Kelas yang bisa digunakan secara praktis oleh guru, dosen, dan mahasiswa. Buku ini bermula adanya beberapa guru-guru dan mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, oleh karenanya buku ini ditulis untuk membantu para guru dan pembaca sejak awal memiliki gambaran umum tentang buku ini, maka akan ditunjukkan langkah-langkah pemikirannya. Pada Bab 1 menguraikan konsep dasar PTK yang membahas, pengertian, tujuan dan manfaat, karakteristik, prinsip-prinsip, jenis-jenis diagnostik, partisipan, empiris, dan eksperimental, dan model-model PTK Kurt Lewin, Kemmis dan Taggart, John Elliot, Dave Ebbut, dan Debora South. Bab 2 menguraikan prosedur pelaksanaan PTK yang terdiri dari penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan pengumpulan data, dan reeksi. M Dvi Bab 3 membahas bagaimana merancang PTK yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan PTK langkah-langkah untuk menemukan dan merumuskan masalah dan mengembangkan alternatif tindakan, dan Rencana serta Proposal PTK rencana perbaikan dan menentukan dan mempersiapkan prosedur, instrumen pengumpulan data, dan proposal PTK. Selanjutnya, Bab 4 menelaah tentang teknik pengumpulan data dan analisis data yang terdiri dari pengumpulan data observasi, catatan harian, rekaman, angket, dan wawancara, analisis data dan penyajian data penafsiran data, reeksi, dan tindak lanjut.Bab 5 mengulas tentang penulisan kesimpulan dan saran yang terdiri dari penarikan kesimpulan, langkah-langkah membuat kesimpulan, dan tindak lanjut hasil penelitian. Bab 6 menguraikan mengenai sistematika laporan PTK dan teknik penulisan yang terdiri dari sistematika laporan PTK bagian awal, bagian isi, dan bagian penunjang, dan teknik penulisan standar bahasa dan cara pengetikan. Akhirnya, Bab 7 menguraikan langkah-langkah validitas berisi penjelasan mengenai validasi diri sendiri praktek sebagai realisasi nilai-nilai values, reeksi kritis yang disengaja, kebutuhan akan penelitian yang ilmiah, dan interpretasi pribadi sebagai dasar dialog, validasi oleh teman, dan validasi oleh ini tidak hanya membahas tentang teori-teori Penelitian Tindakan Kelas, namun juga menguraikan secara praktis tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu semoga buku ini berperan sebagai pengganti dalam memahami dan mempraktikkan Penelitian Tindakan Kelas dengan baik dan benar. Buku ini juga diharapkan tidak hanya memberikan informasi-informasi teoritis yang dapat memisahkan atau mengasingkan pembaca dari kegiatan penelitian yang mereka akan lakukan, melainkan justru diharapkan dapat P T Kviiditerapkan dalam praktik pembelajaran di kelas dan dijadikan pedoman serta dapat mengarahkan mereka dalam melakukan kegiatan ilmiahnya secara Februari 2019Muhammad Djajadi P T KixDaftar IsiKATA PENGANTAR—vDAFTAR ISI—ixBAB 1KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS—1A. Pengertian PTK —1B. Tujuan dan Manfaat PTK—4C. Karakteristik PTK—6D. Prinsip PTK —8E. Jenis PTK—91. PTK Diagnostik—92. PTK Partisipan—103. PTK Empiris—104. PTK Eksperimental—10F. MODEL-MODEL PTK—111. Model Kurt Lewin—112. Model Kemmis dan McTaggart—113. Model John Elliot—124. Model Dave Ebbutt—135. Model Debora South—13 M Dx BAB 2PROSEDUR PELAKSANAAN PTK—15A. Penetapan Fokus Permasalahan—17B. Perencanaan Tindakan—19C. Pelaksanaan Tindakan—20D. Pengamatan/Observasi dan Pengumpulan Data—21E. Reeksi—22BAB 3MERANCANG PTK—25A. Langkah-Langkah Perencanaan PTK—251. Langkah-Langkah untuk Menemukan dan Merumuskan Masalah—252. Mengembangkan Alternatif Tindakan—30B. Rencana dan Proposal PTK—311. Rencana Perbaikan—312. Menentukan dan Mempersiapkan Prosedur dan Instrumen Pengumpul Data —323. Proposal PTK—33BAB 4PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA41A. Pengumpulan Data—411. Observasi —412. Catatan Harian, Rekaman, Angket dan Wawancara—43B. Analisis Data dan Penyajian Data—45C. Penafsiran Data—47D. Reeksi—48E. Tindak Lanjut—48 P T KxiBAB 5 PENULISAN KESIMPULAN DAN SARAN—51A. Penulisan Kesimpulan—51B. Langkah-Langkah Membuat Kesimpulan—53C. Tindak Lanjut Hasil Penelitian—54BAB 6SISTEMATIKA LAPORAN PTK DAN TEKNIK PENULISAN59A. Sistematika Laporan PTK—591. Bagian Awal—592. Bagian Isi—603. Bagian Penunjang—61B. Teknik Penulisan—1. Standar Bahasa—632. Cara Pengetikan—64BAB 7LANGKAHLANGKAH VALIDITAS67A. Validasi Diri Sendiri—671. Praktik sebagai Realisasi Nilai-nilai values—682. Reeksi kritis yang disengaja—683. Kebutuhan akan penelitian yang ilmiah—684. Interpretasi pribadi sebagai dasar dialog—69B. Validasi Oleh Teman—69C. Validasi Oleh Siswa—70DAFTAR PUSTAKA—73LAMPIRAN—77BIODATA—83 P T K1Bab 1KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELASA. PENGERTIAN PTK Sudah lebih dari dua puluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Kemmis 1988, penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reeksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial termasuk pendidikan untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Berikut ini akan diuraikan pengertian penelitian tindakan kelas berdasarkan tiga kata yang Penelitian à merujuk kepada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data dan informasi M D2 yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi Tindakan à merujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk Kelas à dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; 1 untuk memperbaiki praktik; 2 untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta 3 untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Komponen-komponen di dalam kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah sebagai Siswa, antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa, keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan Guru, antara lain penggunaan metode, strategi, pendekatan atau model pembelajaran. 3. Materi pelajaran, misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi, integrasi materi, dan lain sebagainya. 4. Peralatan atau sarana pendidikan, antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar. P T K35. Penilaian proses dan hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah kognitif, afektif, psikomotorik.6. Lingkungan, mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya. 7. Pengelolaan kelas, antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, dan lain makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar bersama dalam waktu yang bersamaan, serta guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar, maka permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut di antaranya adalah sebagai Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya permasalahan pembelajaran di kelas, kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi, dan lain Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembangan potensi Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi penggunaan metode pembelajaran misalnya penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru, interaksi di dalam kelas misalnya penggunaan strategi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan tertentu. M D4 5. Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen penilaian berbasis kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu8. Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK, urutan penyajian materi pokok, interaksi antara guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, atau interaksi antara siswa dengan lingkungan TUJUAN DAN MANFAAT PTKTujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. P T K54. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara demikian output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapat dicapai melalui PTK, terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para pendidik guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dan karir pendidik. 3. Mewujudkan kerjasama, kaloborasi, dan atau sinergi antarpendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran. 4. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat. M D6 6. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara KARAKTERISTIK PTKPTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan masalah pembelajaran di sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan dengan penelitian pada umumnya, antara lain sebagai PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran, dengan dukungan ilmiah. 2. PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat Persoalan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual yang terjadi saat ini dalam pembelajaran di kelas. 4. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam Adanya kolaborasi kerjasama antara praktisi guru dan kepala sekolah dengan peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan action. P T K7Kolaborasi kerjasama antara praktisi guru dan peneliti dosen atau widyaiswara merupakan salah satu ciri khas PTK. Melalui kolaborasi ini mereka bersama menggali dengan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru dan atau siswa. Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, harus secara jelas diketahui peranan dan tugas guru dengan peneliti. Dalam PTK kolaboratif, kedudukan peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran serta tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Peran kolaborasi turut menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, merencanakan tindakan, melaksanakan penelitian tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan reeksi, menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan hasil. Sering terjadi PTK dilaksanakan sendiri oleh guru. Guru melakukan PTK tanpa kerjasama dengan peneliti. Dalam hal ini guru berperan sebagai peneliti sekaligus sebagai praktisi pembelajaran. Guru profesional seharusnya mampu mengajar sekaligus meneliti. Dalam keadaan seperti ini, maka guru melakukan pengamatan terhadap diri sendiri ketika sedang melakukan tindakan Suharsimi, 2002. Untuk itu guru harus mampu melakukan pengamatan diri secara obyektif agar kelemahan yang terjadi dapat terlihat dengan wajar. Melalui PTK, guru sebagai peneliti dapat1. Mengkaji/ meneliti sendiri praktik pembelajarannya;2. Melakukan PTK dengan tanpa mengganggu tugasnya;3. Mengkaji permasalahan yang dialami dan yang sangat dipahami; dan4. Melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalisme-nya. M D8 Dalam praktiknya, boleh saja guru melakukan PTK tanpa kolaborasi dengan peneliti. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa PTK yang dilakukan oleh guru tanpa kolaborasi dengan peneliti mempunyai kelemahan karena para praktisi umumnya dalam hal ini adalah guru kurang akrab dengan teknik-teknik dasar penelitian. Di samping itu, guru pada umumnya tidak memiliki waktu untuk melakukan penelitian sehubungan dengan padatnya kegiatan pengajaran yang dilakukan. Akibatnya, hasil PTK menjadi kurang memenuhi kriteria validitas metodologi ilmiah. Dalam konteks kegiatan pengawasan sekolah, seorang pengawas sekolah dapat berperan sebagai kolaborator bagi guru dalam melaksanakan PTK. D. PRINSIP PTKTerdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru peneliti dalam pelaksanaan PTK yaitu sebagai berikut. Pertama, tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan pembelajaran. Siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Penetapan jumlah siklus tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perencanaan, tidak mengacu kepada kejenuhan data/informasi sebagaimana lazimnya dalam pengumpulan data penelitian kualitatif. Kedua, masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukannya dan berpijak dari tanggung jawab profesional guru di kelas. Ketiga, metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama, sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran. Keempat, metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat P T K9dan taat azas PTK. Kelima, permasalahan atau topik yang dipilih harus benar–benar nyata, mendesak, menarik, mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan. Keenam; peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta rambu–rambu pelaksanaan yang berlaku umum. Dalam pelaksanaan PTK harus diketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan pada rekan-rekan di lembaga terkait, dilakukan sesuai tata krama penyusunan karya tulis akademik, di samping tetap mengedepankan kemaslahatan bagi siswa. Ketujuh; kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang menggunakan siklus berkelanjutan, karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan menjadi tantangan sepanjang JENIS PTKAda empat jenis PTK, yaitu 1 PTK diagnostik, 2 PTK partisipan, 3 PTK empiris, dan 4 PTK eksperimental Chein, Cook & Harding, 1982; Miaz, 2015; Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015. Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK PTK DiagnostikYang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas. M D10 2. PTK PartisipanSuatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir PTK EmpirisYang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membuka apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitiannya berkenaan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan PTK EksperimentalYang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan esien di dalam suatu kegiatam belajar mengajar. Di dalam kaitannya dengan kegiatan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran. P T K11F. MODEL-MODEL PTKAda beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam dunia pendidikan, di antaranya 1 Model Kurt Lewin, 2 Model Kemmis dan McTaggart, 3 Model John Elliot, 4 Model Dave Ebbutt, dan 5 Model Debora Model Kurt LewinPTK Model Kurt Lewin menggambarkan penelitian tindakan sebagai suatu proses spiral yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan reeksi. Penelitian tindakan kelas dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitua. Perencanaan planning,b. Aksi atau tindakan acting,c. Observasi observing,d. Reeksi reecting.Langkah di atas dilakukan secara berurutan seperti spiral dan dilakukan dalam siklus. Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh Kurt Lewin tersebut oleh Stringer 1996 dielaborasi lagi menjadi 1 Perencanaan planning, 2 Pelaksanaan implementing, dan 3 Penilaian evaluating.2. Model Kemmis dan McTaggartModel yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Taggart tampak masih begitu dekat dengan model Lewin. Karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen seperti yang hanya dilaksanakan oleh Lewin yaitu meliputi 1 perencanaan, 2 tindakan, 3 observasi, 4 re setelah suatu siklus selesai dilaksanakan, khususnya sesudah reeksi kemudian diikuti dengan adanya perencanaan M D12 ulang atau revisi terhadap implementasi siklus sebelumnya. Berdasarkan perencanaan ulang tersebut dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri, demikian seterusnya sehingga PTK bisa dilakukan dengan beberapa kali Kemmis dan McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya perbedaannya pada tahap acting tindakan dengan observing pengamatan dijadikan sebagai satu kesatuan. Hal ini karena kedua tahap tersebut oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak bisa dipisahkan Rochiati, 2008.PTK model Kemmis dan McTaggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan reeksi. Keempat tahap merupakan satu kesatuan dalam Model John ElliotModel John Elliot bila dibandingkan dengan dua model yang sudah diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi tindakan. Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa sub pokok bahasan P T K13atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model Model Dave EbbuttMenurut Dave model-model PTK yang ada seperti yang diperkenalkan oleh Elliot, Kemmis dan Taggart dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi didalam model-model tersebut masih ada beberapa hal atau bagian yang belum tepat dan perlu adanya pembenahan. Pada dasarnya Ebbutt setuju dengan gagasan-gagasan yang diutarakan Kemmis dan Elliot tetapi tidak sependapat mengenai beberapa interpretasi Elliot mengenai karya Kemmis. Ebbutt mengatakan bahwa bentuk spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan McTaggart bukan merupakan cara yang terbaik untuk menggambarkan proses reeksi-aksi action-reection.Berdasarkan beberapa model PTK di atas yang paling sering dipakai dalam dunia pendidikan adalah model PTK yang dikemukakan oleh John Elliot. PTK model Elliot lebih mudah dipahami dalam pelaksanaannya dengan menekankan pada model spiral yang diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan reeksi. Tahapan yang dilakukan oleh PTK adalah terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan reeksi. Keempat tahapan merupakan bagian yang tidak bisa dihilangkan dalam Model Debora SouthMenyebutkan langkah-langkah penelitiannya sebagai penelitian tindakan dialektik dialetic action research yang terdiri M D14 dari empat langkah yaitu identikasi suatu daerah fokus masalah, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data, perencanaan tindakan Syaodih, 2013. Dalam penelitian tindakan Debora menekankan pada identikasi masalah sebelum melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan reeksi. SOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Jelaskan pengertian PTK!b. Kemukakan tujuan dan manfaat PTK!c. Berikan penjelasan mengenai karakteristik PTK!d. Berikan gambaran mengenai prinsip-prinsip PTK!e. Uraikan jenis PTK Diagnostik!f. Uraikan jenis PTK Partisipan!g. Uraikan jenis PTK Empiris!h. Uraikan jenis PTK Eksperimental! i. Gambarkan model PTK menurut Kurt Lewin!j. Gambarkan model PTK menurut Kemmis dan Taggart!k. Gambarkan model PTK menurut John Elliot!l. Gambarkan model PTK menurut Dave Ebbut!m. Gambarkan model PTK menurut Debora South! 15Bab 2PROSEDUR PELAKSANAAN PTKPTK bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa dalam mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih penting lagi adalah memberikan pemecahan masalah berupa tindakan tertentu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Pembahasan berikutnya akan menguraikan prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi, interpretasi, dan analisis, serta reeksi. Apabila diperlukan, pada tahap selanjutnya disusun rencana tindak lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara berdaur membentuk suatu siklus. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya. Sesudah menetapkan pokok permasalahan secara mantap langkah berikutnya adalah1. Perencanaan tindakan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Pengumpulan data pengamatan/observasi4. Reeksi analisis, dan interpretasi M D16 Hasil reeksi siklus pertama akan mengilhami dasar pelaksanaan siklus kedua. Untuk lebih jelasnya, rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada gambar nca naa nTindaka n - IPela ksa naa nTindaka n - IPenga mata n/Pengumpula n Data - IPerm asa laha nbar u, has ilRefle ksiPere nca naa nTindaka n - IIPela ksa naa nTindaka n - IIPenga mata n/Pengumpula n Data - IIPerm asa laha nbar u, has ilRefle ksiBila Pe rma salahanBelum Ter selesa ika nDilanj utka n keSiklus Ber ikutny aGambar Siklus Kegiatan PTKSetelah permasalahan ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat tahap kegiatan. Hasil reeksi siklus pertama akan dapat diketahui keberhasilan atau hambatan dalam hasil tindakan, peneliti kemudian mengidentikasi permasalahannya untuk menentukan rancangan siklus berikutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari P T K17tindakan sebelumnya yang ditunjukkan untuk mengatasi berbagai hambatan/ kesulitan yang ditemukan dalam siklus menyusun rancangan untuk siklus kedua, peneliti dapat melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan peneliti belum merasa puas, dapat dilanjutkan pada siklus ketiga, yang tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa siklus harus dilakukan, namun setiap penelitian minimal dua siklus dan setiap siklus minimal tiga PENETAPAN FOKUS PERMASALAHAN Sebelum suatu masalah ditetapkan/dirumuskan, perlu ditumbuhkan sikap dan keberanian untuk mempertanyakan, misalnya tentang kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dicapai selama ini Depdiknas, 2008; Mu’alimin & Cahyadi, 2014. Sikap tersebut diperlukan untuk menumbuhkan keinginan peneliti memperbaiki kualitas pembelajaran. Tahapan ini disebut dengan tahapan merasakan adanya masalah. Jika dirasakan ada hal-hal yang perlu diperbaiki dapat diajukan pertanyaan seperti di bawah Apakah kompetensi awal siswa yang mengikuti pelajaran cukup memadai? 2. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan cukup efektif? 3. Apakah sarana pembelajaran cukup memadai? 4. Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas? 5. Apakah suasana dalam proses belajar mengajar kondusif? Secara umum karakteristik suatu masalah yang layak diangkat untuk PTK adalah sebagai berikut. M D18 1. Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan fakta empirik yang dirasakan dalam proses Masalah tersebut memungkinkan untuk dicari dan diidentikasi faktor-faktor penyebabnya. Faktor-faktor tersebut menjadi dasar atau landasan untuk menentukan alternatif Masalah tersebut sangat merisaukan dan mendesak untuk segera Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternatif solusi bagi masalah tersebut melalui tindakan nyata yang dapat dilakukan guru/ agar masalah yang dipilih untuk diangkat sebagai masalah PTK adalah yang memiliki nilai yang bukan sesaat, tetapi memiliki nilai strategis bagi keberhasilan pembelajaran lebih lanjut dan memungkinkan diperolehnya model tindakan efektif yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah serumpun. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk menguji kelayakan masalah yang dipilih antara lain seperti di bawah Apakah masalah yang dirasakan secara jelas teridentikasi dan terformulasikan dengan benar?2. Apakah ada masalah lain yang terkait dengan masalah yang akan dipecahkan?3. Adakah hasil penelitian pendukung dari masalah yang akan dipecahkan?4. Apakah ada bukti empirik yang memperlihatkan nilai guna untuk perbaikan praktik pembelajaran jika masalah tersebut dipecahkan?Setelah memperoleh sederet permasalahan melalui identikasi, dilanjutkan dengan analisis untuk menentukan P T K19kepentingan. Analisis terhadap masalah juga dimaksud untuk mengetahui proses tindak lanjut perbaikan atau pemecahan yang dibutuhkan. Adapun yang dimaksud dengan analisis masalah di sini ialah kajian terhadap permasalahan dilihat dari segi kelayakannya. Analisis masalah dipergunakan untuk merancang tindakan baik dalam bentuk spesikasi tindakan, keterlibatan peneliti, waktu dalam satu siklus, indikator keberhasilan, peningkatan sebagai dampak tindakan, dan hal-hal yang terkait lainnya dengan pemecahan yang tahap selanjutnya, masalah-masalah yang telah diidentikasi dan ditetapkan dirumuskan secara jelas, spesik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas memungkinkan peluang untuk pemilihan tindakan yang tepat. Contoh rumusan masalah yang mengandung tindakan alternatif yang ditempuh antara lain sebagai Apakah strategi pembelajaran menulis yang berorientasi pada proses dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis? 2. Apakah pembelajaran berorientasi proses dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran? 3. Apakah penyampaian materi dengan menggunakan LKS dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran?4. Apakah penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS?B. PERENCANAAN TINDAKANSetelah masalah dirumuskan secara operasional, perlu dirumuskan alternatif tindakan yang akan diambil. Alternatif tindakan yang dapat diambil dapat dirumuskan ke dalam bentuk hipotesis tindakan dalam arti dugaan mengenai perubahan M D20 yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Perencanaan tindakan memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman yang diperoleh di masa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian sebidang. Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis dalam penelitian formal. Secara rinci, tahapan perencanaan tindakan terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan masalah. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan Menentukan cara yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menjabarkan indikator-indikator Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilaksanakan mencakup; a Bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya; b Merancang strategi dan langkah pembelajaran sesuai dengan tindakan yang dipilih; serta c Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpul data yang PELAKSANAAN TINDAKANPada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan penutup diterapkan. Skenario tindakan harus dilaksanakan secara benar tampak berlaku wajar. Pada PTK yang dilakukan guru, pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat P T K21menyesuaikan sajian beberapa pokok bahasan dan mata pelajaran tertentu. Berikut disajikan contoh aspek-aspek rencana skenario tindakan yang akan dilakukan pada satu Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan A, B, C, dan Format tugas pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, pilih ketua, sekretaris, dll oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara random, dengan cara yang Kegiatan kelompok; mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok bekerja/belajar memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam ipchart atau powerpoint untuk persiapan Presentasi dan diskusi pleno; masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil Jenis data yang dikumpulkan; berupa makalah kelompok, bahan tayang hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, serta hasil belajar yang dilaksanakan sebelum pre-test dan setelah post-test tindakan PENGAMATAN/OBSERVASI DAN PENGUM-PULAN DATATahapan ini sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahapan ini, peneliti atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan M D22 tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain, tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan yang umum dipakai adalah a soal tes, kuis; b rubrik; c lembar observasi; dan d catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan re REFLEKSITahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Reeksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dan proses reeksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan yang dihadapi dapat teratasi. P T K23SOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Bagaimana penetapan Fokus Permasalahan dalam PTK?b. Bagaimana Perencanaan Tindakan dalam PTK?c. Bagaimana Pelaksanaan Tindakan dalam PTK?d. Bagaimana Anda melakukan pengamatan/observasi dan Pengumpulan Data dalam PTK?e. Bagaimana membuat Reeksi dalam setiap akhir siklus PTK? P T K25Bab 3MERANCANG PTKA. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PTK1. Langkah-Langkah untuk Menemukan dan Merumus-kan MasalahMasalah merupakan titik berangkat dalam melaksanakan PTK. Oleh karena itu, dalam merencanakan PTK, langkah awal yang harus ditempuh adalah mengidentikasi masalah dalam pembelajaran sehari-hari. Beberapa contoh masalah yang mungkin anda hadapi sehari-hari antara lain Wardhani et al., 20071. Dalam Interaksi Pembelajarana. Siswa kurang aktif dalam diskusi kelasb. Bila diberikan pertanyaan, siswa mau mengangkat tangan untuk menjawabc. Jika ada siswa yang terpaksa menjawab, jawabannya sering menyimpangd. Sebagian besar jawaban siswa tidak benare. Respon siswa terhadap pendapat siswa lainnya sangat kurang M D26 f. Pemahaman siswa terhadap pelajaran rendah2. Berkaitan dengan Prestasi Belajara. Nilai yang dicapai siswa dalam mata pelajaran anda kurang memuaskan di bawah rata-ratab. Siswa pintar sering mendapat nilai rendah bila diberikan ujian Sebagian besar siswa selalu salah dalam mengucapkan kata-kata Bahasa Siswa kurang mampu menerapkan rumus Jika diberikan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir, pertanyaan sering tidak Disiplin Belajara. Beberapa siswa tidak mengerjakan tugas atau PRb. Siswa tidak memperhatikan pelajaranc. Selama pelajaran berlangsung, banyak siswa yang mengantukd. Siswa banyak yang saling mencontoh ketika diberikan tugas di banyaknya masalah pembelajaran yang mungkin muncul dalam kelas anda. Anda tentu harus memilih masalah yang paling tepat untuk diatasi melalui PTK. Bagaimana cara memilih masalah dari sebanyak masalah yang anda hadapi tersebut?Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam memilih masalah Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015; Wardhani et al., 20071. Identikasi MasalahKriteria berikut untuk menguji apakah masalah yang anda temukan layak untuk diatasi melalui PTK P T K27a. Jangan memilih masalah yang tidak anda kuasaib. Ambillah topik yang skalanya kecil dan relatif terbatasc. Pilih masalah yang dirasakan paling penting bagi anda dan siswa andad. Usahakan dapat dikerjakan secara kolaboratife. Kaitkan masalah PTK dengan prioritas rencana pengembangan sekolahBerdasarkan kriteria tersebut, anda pasti sudah menemukan masalah yang memenuhi persyaratan untuk ditangani melalu Menganalisis MasalahAnalisis ini penting untuk memperoleh jawaban apa yang memyebabkan terjadinya masalah tersebut, serta apakah masalah tersebut benar-benar memerlukan PTK untuk mengatasinya. Selain itu, apakah masalah ini sangat mendasar dan menimbulkan masalah lainnya apabila tidak segera diatasi. Untuk melakukan analisis, berbagai cara dapat anda lakukan. Pertama, merenungkan kembali masalah tersebut, dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus anda jawab sendiri. Dalam melakukan introspeksi ajukanlah pertanyaan seperti berikut untuk diri Apakah dalam menjelaskan materi, saya menggunakan bahasa yang cukup jelas?b. Apakah saya menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti siswac. Apakah dalam menjelaskan, saya menggunakan contoh yang cukup?d. Apakah saat menjelaskan, saya menggunakan alat bantu?e. Apakah saya memberitahukan waktu ulangan kepada siswa? M D28 f. Apakah siswa mendapat kesempatan untuk bertanya?g. Apakah ada siswa yang meminta penjelasan ulang?h. Apakah saya memberikan latihan penerapan konsep setelah penjelasan selesai?i. Apakah saya selalu memeriksa pekerjaan/latihan siswa dan memberi balikan/masukan untuk perbaikan?Kedua, anda juga dapat bertanya kepada siswa anda, apa yang terjadi sehingga nilai ulangan/ujian mereka rendah, atau mengapa mereka tidak tertarik kepada pelajaran tersebut? Anda dapat bertanya langsung kepada siswa, baik dengan wawancara maupun dengan menggunakan kuesioner. Wawancara mungkin akan lebih esien dan efektif jika dibandingkan dengan kuesioner, karena kuesioner memerlukan persiapan yang lama, serta perlu dilakukan pengolahan data yang juga memerlukan waktu yang cukup panjang. Sedangkan dengan wawancara anda langsung bertanya kepada siswa anda. Beberapa contoh pertanyaan yang dapat anda ajukan adalah sebagai Mengapa nilai ulanganmu kurang bagus?b. Apakah kamu mengerti apa yang dijelaskan oleh guru?c. Apa yang sukar ditangkap dari penjelasan guru?d. Apakah cara guru menjelaskan kurang menarik?e. Apakah kamu memiliki buku sumber?f. Apakah kamu mencatat penjelasan guru?g. Mengapa kamu tidak bertanya, ketika diberi kesempatan bertanya?h. Apakah soalnya sulit?i. Apakah materi yang diujikan pernah dijelaskan guru?j. Apakah kamu merasa tidak nyaman ketika guru menjelaskan? P T K29Anda dapat menambahkan pertanyaan lain sesuai dengan faktor penyebab yang ingin anda gali, serta tindak lanjut dari jawaban ketiga, anda dapat menelaah berbagai dokumen yang berkaitan dengan hasil belajar siswa. Misalnya, anda dapat menelaah tugas/pekerjaan rumah yang dikerjakan oleh siswa, menelaah hasil ulangan mereka atau melihat tugas/soal yang anda berikan. Beberapa pertanyaan yang anda dapat ajukan dalam menelaah dokumen ini antara lain sebagai Apakah PR yang saya berikan kepada siswa dipersiapkan dengan baik sesuai dengan kebutuhan siswa?b. Apakah PR yang saya berikan merupakan tindak lanjut dari konsep yang sedang dikaji, atau bermanfaat untuk memantapkan pemahaman siswa?c. Apakah saya selalu memeriksa ulangan atau PR yang saya berikan?d. Apakah saya memberikan balikan atau saran-saran kepada siswa tentang PR tersebut?e. Apakah ulangan atau PR selalu saya kembalikan?f. Apakah tugas atau soal yang saya berikan sesuai dengan kemampuan siswa?3. Merumuskan MasalahMasalah yang akan dirumuskan tersebut merupakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu rumusan masalah haruslah memandu guru untuk melakukan tindakan perbaikan. Dengan perkataan lain, rumusan masalah sudah menyiratkan apa yang akan dilakukan oleh guru mengatasi masalah tersebut. Sehubungan dengan itu, rumusan masalah selalu dibuat dalam bentuk kalimat M D30 tanya serta mengandung aspek yang akan diperbaiki dan upaya rumusan masalahBagaimana cara membuat penjelasan menjadi lebih mudah dipahami, mengaktifkan siswa, dan menggunakan alat peraga, sehingga mampu meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPA?Dari contoh rumusan masalah di atas dapat dilihat bahwa dalam rumusan masalah terkandung tujuan perbaikan meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran IPA dan cara perbaikan yang akan ditempuh membuat penjelasan lebih mudah dipahami, mengaktifkan siswa dan menggunakan alat peraga.2. Mengembangkan Alternatif TindakanBerdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, anda dapat memformulasikan suatu hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang diduga dapat mengatasi permasalahan tersebut. Tindakan dilakukan dengan cara mengintervensi kegiatan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Artinya mengubah kegiatan atau tindakan yang biasa dilakukan dengan tindakan yang diduga dapat memperbaiki keadaan. Untuk contoh rumusan masalah pada uraian di atas, dengan mengkaji berbagai teori, berdiskusi dengan teman sejawat dan pakar, serta mengingat pengalaman yang berkaitan dengan keterampilan menjelaskan, mengaktifkan siswa dan menggunakan alat peraga kita dapat mengembangkan alternatif tindakan. Misalnya dari teori keterampilan menjelaskan kita tahu bahwa penjelasan akan menjadi lebih efektif jika guru 1 menggunakan bahasa yang lugas, ucapan yang jelas, kata/istilah yang dapat dipahami siswa; 2 menggunakan contoh dan ilustrasi, serta 3 memberikan tekanan pada kata/istilah kunci. P T K31Dari pendekatan belajar aktif, kita tahu keterlibatan optimal siswa akan terjadi jika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, berdiskusi, mengemukakan pendapat, meragakan sesuatu penguasaan, dan sebagainya. Akhirnya, dari teori menggunakan media/alat peraga kita tahu bahwa alat peraga yang digunakan harus sesuai dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai, materi yang dikaji, serta karakteristik siswa. Dengan mengacu kepada teori-teori tersebut dan pengalaman kita selama mengajar kita dapat menyusun alternatif tindakan sebagai berikutHipotesis/Alternatif Tindakan 1Apabila dalam menjelaskan materi pelajaran IPA guru menerangkannya disertai dengan memberi contoh-contoh kongkrit, menggunakan alat peraga yang sesuai, tidak menggunakan kata-kata asing yang sulit dipahami siswa, serta memberi kesempatan bertanya dan berdiskusi kepada siswa, maka pemahaman siswa akan Tindakan 2Apabila guru menggunakan kata-kata asing dan menerjemahkannya dalam Bahasa Indonesia disertai contoh-contoh konkrit, yang bila perlu menggunakan alat peraga, kemudian siswa diberi tugas mencari contoh lain dari lingkungannya sendiri dan mendiskusikan masalah dalam kelompok, maka pemahaman siswa akan RENCANA DAN PROPOSAL PTK1. Rencana PerbaikanFormat Rencana Perbaikan Pembelajaran RPP pada dasarnya sama dengan format rencana pembelajaran sehari-hari, dengan tambahan komponen-komponen yang terkait dengan M D32 perbaikan. Pada RPP ada tambahan tujuan perbaikan dan rinciannya lebih lengkap. Dengan mencantumkan secara rinci dan lengkap setiap langkah dan hal-hal yang berkaitan dengan substansi, seperti acuan, pertanyaan, atau alat peraga, maka ketika akan melaksanakan tindakan perbaikan, semuanya sudah mampu mengembangkan RPP dengan akurat perlu ditempuh sejumlah langkah berikut Wardhani et al., 2007a. Membuat skenario pembelajaran yang terdiri dari langkah-langkah dalam pembelajaran yang berkaitan dengan perbaikan yang Mempersiapkan fasilitas, sarana, dan prasarana yang diperlukan dalam melaksanakan tindakan perbaikan, termasuk mempersiapkan alat peraga jika memang Menyusun RPP yang Melakukan simulasi perbaikan, yang hasilnya dapat digunakan untuk memperbaiki skenario pembelajaran atau rencana perbaikan secara Menentukan dan Mempersiapkan Prosedur dan Instrumen Pengumpul DataSetelah menyusun RPP dan mensimulasikannya seyogyanya guru menentukan bagaimana cara mengumpulkan data dan instrumen apa yang akan digunakan. Tentu saja cara dan instrumen pengumpul data harus disesuaikan dengan tujuan perbaikan yang dirancang, karena ketercapaian tujuan inilah yang menjadi fokus pengumpulan dan Instrumen Pengumpul DataProsedur1. Observasi oleh teman sejawat untuk merekam cara guru menjelaskan dan keaktifan siswa. P T K332. Wawancara dengan siswa setelah pelajaran Analisis dokumen hasil latihan siswa.Instrumen Lembar observasi dan pedoman wawancaraTabel Lembar ObservasiNO ASPEK YANG DIMINATI KEMUNCULAN KOMENTAR1 a. Guru menggunakan contohb. Guru menggunakan alat peraga2 Bahasa yang digunakan guru jelas dan sederhana3 Guru memeriksa pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan/memberi tugas4 Guru memberikan kesempatan bertanya5 a. Siswa menjawabb. Jawaban siswa logis6 a. Siswa bertanyab. Pertanyaan siswa - ditanggapi oleh guru - ditanggapi oleh siswa lain - tidak ditanggapi7 Siswa berdiskusiKesan umumPedoman wawancara pada umumnya berisi butir-butir yang hampir sama dengan yang ada pada lembar observasi karena tujuannya memang memeriksa apakah hasil pengamatan tersebut sesuai dengan pendapat siswa. Guru dapat mengembangkan sendiri pedoman wawancara Proposal PTKPenyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan PTK. Proposal PTK dapat membantu memberi arah M D34 pada peneliti agar mampu menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama penelitian berlangsung. Proposal PTK harus dibuat sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah diikuti. Proposal PTK adalah gambaran terperinci tentang proses yang akan dilakukan peneliti guru untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas pembelajaran. Proposal atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Proposal PTK penelitian berkaitan dengan pernyataan atas nilai penting dari suatu penelitian. Membuat proposal PTK bisa jadi merupakan langkah yang paling sulit namun menyenangkan di dalam tahapan proses penelitian. Sebagai panduan, berikut dijelaskan sistematika usulan Hakikat Proposal PTKTerkait dengan proposal PTK, hakikatnya juga tidak jauh berbeda dari proposal dalam bidang penelitian lainnya. Proposal yang dibuat dengan tujuan untuk mengikuti perlombaan tertentu, harus mengikuti format yang diberikan oleh panitia Format Proposal PTKSubstansi proposal penelitian pada dasarnya terdiri dari komponen berikut.• Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah.• Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian• Kerangka Teoretis• Metodologi PenelitianProposal PTK tentu mempunyai ciri khas yang membedakannya dari proposal penelitian biasa. Meskipun demikian, substansi proposal PTK tidak jauh berbeda dari P T K35substansi penelitian non PTK, hanya pengemasannya yang Sistematika Usulan PTKSistematika proposal PTK mencakup unsur-unsur sebagai berikutJUDUL PENELITIANJudul penelitian dinyatakan secara singkat dan spesik tetapi cukup jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah serta nilai manfaatnya. Formulasi judul dibuat agar menampilkan wujud PTK bukan penelitian pada umumnya. Umumnya di bawah judul utama dituliskan pula sub judul. Sub judul ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang subyek, tempat, dan waktu penelitian. Berikut contoh judul PTK dalam pendidikan dasar Jenjang TK/SDa. Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep tentang Bunyi. b. Integrasi Outdoor Learning dan Indoor Learning dalam Meningkatkan Kemandirian di TK Annisa Jenjang SMPa. Peningkatan Keterampiran Menulis Paragraf Deskriptif Bahasa Inggris melalui Kolaborasi Kamus Gambar dan Kerja Kelompok di Kelas VII A SMPN 19 Metode Tiga Pencitraan dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika dalam pembelajaran Bilangan Bulat dengan Media Bimamun Opsiba di Kelas VII B SMPN 2 Bone. M D36 3. Jenjang SMA/SMKa. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Realistik dengan Teknik Brainstorming by Guided Reinvension di Kelas X SMAN 3 Aplikasi Model Pembelajaran Trac Light Card Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas I SMKN 3 I PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahTujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk itu, dalam uraian latar belakang masalah yang harus dipaparkan hal-hal Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah. Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang dilakukan guru atau tenaga kependidikan lain di sekolah. Perlu dijelaskan pula proses atau kondisi yang Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian Identikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masa!ah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan argumentasi bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah Perumusan Masalah Pada bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang rumusan masalah dan cara pemecahan masalah. P T K371. Perumusan Masalah, berisi rumusan masalah penelitian. 2. Pemecahan Masalah; merupakan uraian alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Contoh rumusan masalah1. Bagaimana implementasi strategi pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan pemahaman konsep tentang Bunyi. 2. Apakah dengan pembelajaran strategi inkuiri siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran IPAC. Tujuan Penelitian Tujuan PTK dirumuskan secara jelas, dipaparkan sasaran antara dan sasaran akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya. Dari rumusan tersebut menjadi tujuan penelitiannya sebagai berikut1. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman konsep tentang bunyi pada mata pelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran Untuk mengetahui seberapa tinggi semangat belajar siswa setelah mengikuti pelajaran dengan strategi Manfaat PenelitianKemukakan secara jelas manfaat bagi siswa, bagi guru serta bagi satuan II KAJIAN TEORIPada bagian ini diuraikan landasan konseptual dalam arti teoritik yang digunakan peneliti dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Sebagai contoh, akan dilakukan PTK M D38 yang menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai jenis tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan1. Kemukakan secara lengkap berdasarkan teori dan temuan yang berkaitan dengan masalah yang akan Bagaimana teori pembelajaran kontekstual, apa yang spesik dari teori tersebut, persyaratannya. Bagaimana langkah-langkah tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut pada pembelajaran, strategi Bagaimana peningkatan mutu proses pembelajaran dengan penerapan model tersebut dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, sehingga dapat memunculkan hipotesis III METODE PENELITIANPada bagian ini uraikan dengan sistematika berikutA. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek PenelitianPada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas subyek penelitian. B. Prosedur/Siklus Penelitian Pada bagian ini dijelaskan jumlah siklus yang akan dilakukan dan berapa pertemuan tiap siklus. Diusahakan minimal dua siklus dan tiap siklus minimal 3 pertemuan. Tiap siklus mengikuti tahapan PTK perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan reeksiC. Pengumpulan Data Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas jenis data dan cara pengumpulannya/instrumen yang akan Indikator Kinerja P T K39Pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara Jadwal Kegiatan Penelitian Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir. M D40 SOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Bagaimana langkah-langkah untuk menemukan dan merumuskan masalah dalam PTK?b. Bagaimana mengembangkan alternatif tindakan dalam PTK?c. Bagaimana membuat Rencana Perbaikan dalam PTK?d. Bagaimana menentukan dan mempersiapkan prosedur dan instrumen pengumpulan data?e. Bagaimana menyusun Proposal PTK? P T K41Bab 4PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATAA. PENGUMPULAN DATADalam sebuah penelitian, pengumpulan data merupakan kegiatan yang penting, sebab tanpa data maka penelitian tidak akan berhasil. Teknik pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses tindakan. Data dikumpulkan dengan berbagai teknik yaitu observasi, wawancara, angket, catatan harian, rekaman, dan ObservasiDalam perencanaan penelitian guru harus merencanakan kegiatan observasi. Observasi adalah kegiatan pengamatan pada saat melaksanakan kegiatan PTK. Observasi bisa dilakukan oleh guru sendiri maupun oleh guru yang lain. Pengamatan ditekankan pada proses belajar dan tindakan. Adapun yang dipersiapkan yaitu melakukan perekaman terhadap proses pembelajaran. menurut Hopkin 1993 ada beberapa prinsip yang digunakan dalam observasi. M D42 a. Perencanaan bersamaObservasi yang baik diawali oleh perencanaan bersama antara pengamat dengan yang diamati, dalam hal ini antara teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan guru yang akan mengajar. Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya dan menyepakati beberapa FokusFokus pengamatan hendaknya tidak terlalu luas atau umum. Namun pengamatan yang berfokus pada hal yang sempit dan spesik akan menghasilkan data yang sangat bermanfaat bagi profesionalitas Membangun kreteriaObservasi akan membantu guru, jika guru membuat kreteria keberhasilan atau sasaran yang ingin dicapai sudah disepakati sebelumnya. Misalnya guru menargetkan akan mengamati 20 siswa dalam satu kelas pada diskusi Keterampilan observasiSeorang pengamat hendaknya memiliki ketrampilan yaitu 1 dapat menahan diri untuk tidak terlalu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan satu peristiwa, 2 dapat menciptakan suasana yang memberi dukungan dan menghindari suasana yang menakutkan guru atau siswa, 3 menguasai berbagai teknik untuk menemukan peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam, serta alat perekam yang Balikan feedbackHasil observasi dapat dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat, yang disajikan dengan memperhatikan hal-hal berikut• Diberikan segera setelah pengamatan, dalam bentuk diskusi P T K43• Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang direkam secara cermat dan sistematis.• Data diinterpretasikan sesuai dengan kriteria yang sudah disepakati sebelumnya.• Guru yang diamati diberi kesempatan pertama untuk menafsirkan data.• Diskusi diarahkan kepada perkembangan strategi untuk membangun apa yang Catatan Harian, Rekaman, Angket dan WawancaraSelain observasi data bisa dikumpulkan dengan berbagai cara misalnya dengan membuat catatan harian guru, catatan harian siswa, rekaman dengan tape recorder, angket, wawancara dan berbagai dokumen yang terkait denga Catatan harianCatatan harian guru yang biasa disebut dengan eldnote dibuat oleh guru setelah pembelajaran selesai. Kegunaan catatan harian ini untuk mencatat kegiatan atau peristiwa-peristiwa penting dalam pembelajaran. Catatan harian eldnote dapat dibedakan menjadi dua yaitu catatan harian guru dan catatan harian siswa. Catatan harian guru bisa berupa buku catatan, atau kumpulan kertas yang banyak dimiliki oleh para guru. Catatan harian siswa yaitu berbentuk ide, reaksi, dan pendapat para siswa tentang umpan balik mereka setelah menerima perlakuan dari tim peneliti.Sukardi, 201344Tabel Contoh Catatan Harian GuruHari dan Tanggal 20 Oktober 2013Pelajaran FisikaPertanyaan Bagaimana pendapatmu tentang proses perambatan cahaya? M D44 Respon siswa Tidak ada yang menjawab pada kesempatan pertamaSetelah diberi tuntunan, ada 3 anak yang menjawabKesimpulan Anak-anak kurang bersemangat dalam pembelajaranCatatan harian siswa merupakan catatan harian yang dibuat oleh siswa secara bebas tentang pelajaran tertentu. Catatan ini dapat berisi segala sesuatu baik, pendapat, reaksi atau bahkan saran siswa tentang pembelajaran yang dihayati. Guru dapat mengumpulkan catatan harian tersebut pada waktu tertentu, sehingga guru dapat DokumentasiDokumentasi merupakan informasi yang penting bagi peneliti. Dokumen memiliki arti “something written or printed, to be used as a record or evidence” yang memiliki makna sesuatu yang tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai suatu catatan atau bukti. Dokumen yang dimaksudkan adalah semua catatan harian siswa, guru, kepala sekolah yang berhubungan dengan WawancaraWawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering dilakukan dalam penelitian kualitatif. Namun dalam penelitian tindakan wawancara juga memiliki peranan yang sangat penting. Tujuan wawancara adalah untuk menggali informasi dari yang diteliti. Wawancara dapat dilakukan pada siswa tentang pelajaran yang telah AngketAngket atau kuesioner dapat digunakan untuk menjaring pendapat siswa tentang pembelajaran, asalkan dibuat secara sederhana dan memuat pertanyaan yang dapat direspon oleh siswa secara terbuka bebas. Berikut contoh pertanyaan pada P T K45angket yang diadopsi dari Wardani 2008.Tabel Contoh WawancaraApa yang paling menarik bagimu dalam pelajaran tadi?Selama pelajaran berlangsung, berapa pertanyaan yang telah kamu sampaikan?a. Tidak adab. 1 pertanyaanc. 2 pertanyaand. Lebih dari 2 pertanyaanB. ANALISIS DATA DAN PENYAJIAN DATAPenelitian tanpa melakukan analisis data tidak mungkin bisa menjawab persoalan yang mendorong kita melakukan penelitian. Menurut Mills 2000 bahwa analisis data merupakan upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar. Oleh karena itu untuk melakukan analisis terhadap data maka diperlukan analisis data pada penelitian tindakan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut yaitu menghimpun data, menampilkan data, melakukan koding, mereduksi data, melakukan verikasi dan interpretasi untuk menuju pada kesimpulan. Keenam langkah tersebut sebagaimana dijelaskan pada diagram di bawah ini, yang diadopsi dari Sukardi 2013.Untuk memudahkan hasil penampilan data display data maka peneliti harus melakukan penghimpunan terhadap data. Setelah data dihimpun maka peneliti melakukan penampilan data. Sementara teknik analisis data sebagaimana yang dikatakan Wardhani 2008 dapat dilakukan secara bertahap, 1 dengan melakukan penyeleksian dan pengelompokan, 2 dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, 3 menyimpulkan atau memberi makna terhadap data. Pada tahap penyeleksian M D46 dan pengelompokkan, data diseleksi, difokuskan, jika perlu ada data yang direduksi karena itu tahap ini sering disebut sebagai reduksi data. Kemudian data diorganisasi sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang ingin dicari jawabanya. Tahap memaparkan atau mendeskripsikan yaitu data yang diorganisasi dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam bentuk narasi, grak maupun tabel. Akhirnya berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat dibuat kesimpulan dalam bentuk pernyataan atau formula Contoh Daftar Skor LatihanNO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN1 Abidah 80 Tuntas2 Anggun P 55 Belum Tuntas3 Aura Nisa M. 80 Tuntas4 Cindy Prayugi 60 Belum Tuntas5 Diana 80 Tuntas6 Dyah M. R 50 Belum Tuntas7 Farid 55 Belum Tuntas8 Fariza Oktavia 50 Belum Tuntas9 Febriyana W 70 Belum Tuntas10 Feny M 50 Belum Tuntas11 Fira Nanda A 90 Tuntas12 Fikri Wahyu L 50 Belum Tuntas13 Henita A. M 80 Tuntas14 Icha Surya M 80 Tuntas15 Indah S 75 Tuntas16 Idam A. A 50 Belum Tuntas17 Joko A 60 Belum Tuntas18 Moh. Jainun A 65 Belum Tuntas19 Moh. Faisol F 50 Belum Tuntas20 Moh. Nur F 85 Tuntas21 Moh. Rizal M 80 Tuntas22 Moh. Rizal A 55 Belum TuntasPerlu diperhatikan bahwa analisis di atas merupakan P T K47analisis dari daftar skor latihan. Hasil analisis dapat pula disajikan dalam bentuk grak, maupun PENAFSIRAN DATASetelah menyajikan hasil analisis serta hasil analisis data dari pengamat dan catatan guru, maka langkah berikutnya yaitu interpretasi data. interpretasi data dari data di atas sebagai berikutBerdasarkan contoh di atas, data nilai tugas dan evaluasi ketika pembelajaran perbaikan dengan menggunakan media pembelajaran tertentu misalnya pada siklus I pertemuan II menunjukkan bahwa siswa yang nilainya di bawah rata-rata masih lebih dari 50%. Tindakan yang akan dilakukan dari hasil diskusi pada pertemuan ke II bersama teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai berikut1. Pembelajaran lebih ditekankan pada media penulisan yang benar dengan buku berpetak2. Pembelajaran diupayakan lebih inovatif dan kreatif3. Mengawasi kegiatan mengerjakan lembar kerja soal sehingga tidak terjadi siswa yang keluyuran maupun berbicara dengan Memberikan penilaian pada siswa yang sangat aktif dan Mengadakan Siklus II dengan menerapkan media pembelajaran kartu REFLEKSIReeksi merupakan kegiatan untuk melihat secara keseluruhan dari hasil yang dicapai. Reeksi tidak hanya melihat pada sisi keberhasilan saja, namun juga melihat ketidakberhasilan. M D48 Melalui reeksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran hasil reeksi berguna untuk membuat rencana tindak lanjut. Jika tindakan perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang menjadi problem guru, maka hasil analisis data dan reeksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan, bahkan bila perlu dibuat rencana baru. Jika ini terjadi maka akan ada siklus II yang langkah-langkahnya tetap sama yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan reeksi. Siklus ini akan berulang kembali jika pada siklus II tindakan perbaikan masih belum berhasil menjawab masalah yang terjadi atau dengan kata lain belum memenuhi target yang telah ditentukan. Siklus akan berakhir jika perbaikan yang dilakukan TINDAK LANJUTSetelah melakukan tahap analisis data dan reeksi, hasil atau kesimpulan yang didapat dari analisis data dan setelah melakukan reeksi digunakan untuk membuat rencana tindak lanjut. Jika ternyata tindakan perbaikan yang dilakukan belum berhasil menjawab masalah yang ada maka hasil analisis data dan reeksi digunakan pada siklus ke 2. Sebagaimana dalam PTK, jika pada siklus ke 1 belum mendapatkan hasil, maka dilakukannya siklus yang ke 2 atau siklus ke yang dilakukan pada setiap siklus seperti pada tahapan siklus 1. Yaitu terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan interpretasi serta analisis data dan reeksi. Jika perbaikan sudah berhasil, maka siklus selesai. Namun perlu diperhatikan bahwa dalam melakukan siklus ke 2 harus melihat pada keberhasilan dan kekurangan pada siklus ke 1. P T K49SOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Jelaskan teknik pengumpulan data dan analisis data dalam PTK!b. Bagaimana melakukan observasi?c. Bagaimana membuat atau melakukan catatan harian, Rekaman, angket, dan wawancara?d. Bagaimana teknik analisis data dan penyajian data dalam PTK?e. Bagaimana membuat penafsiran data?f. Bagaimana mereeksikan hasil pelaksanaan siklus PTK?g. Bagaimana membuat analisis tindak lanjut? P T K51Bab 5PENULISAN KESIMPULAN DAN SARANA. PENULISAN KESIMPULANKesimpulan merupakan kata yang sering kita dengar dan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kesimpulan merupakan kata yang sering digunakan dalam penelitian dan terletak di akhir penelitian. Makna yang memiliki kesamaan dengan kesimpulan adalah simpulan dan menyimpulkan. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan pengertian di bawah ini antara simpulan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia ada tiga kata yang berkaitan1. Simpulan, diartikan sebagai;a. Sesuatu yang disimpulkan atau dikaitkan,b. Hasil penyimpulan, dan kesimpulan2. 2. Kesimpulan, diartikan sebagai;a. Ikhtisar dari uraian, pidato, atau lainnyab. Kesudahan pendapat pendapat terakhir yang berdasarkan uraian-uraian sebelumnya; M D52 c. Keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif maupun deduktifBerdasarkan pengertian di atas bahwa istilah simpulan dan kesimpulan memiliki makna atau pengertian yang sama. Kita dapat menggunakan salah satu dari kata tersebut. Adapun ciri sebuah kesimpulan sebagaimana diungkapkan oleh Wardhani 2008 adalah sebagai berikutPertama, singkat, jelas dan padat. Sesuai dengan pengertian bahwa kesimpulan itu merupakan intisari atau ikhtisar. Maka sebuah kesimpulan haruslah lebih singkat dari 1Deskripsi dan temuanBerdasarkan hasil observasi, diskusi dengan teman sejawat, dan hasil latihan siswa, ditemukan bahwa dengan menggunakan metode bermain peran pasar-pasaran, siswa aktif berjual beli, menawar, membeli dan membayar. Tidak ada siswa yang diam. Semua siswa asyik menghitung uang dalam kegiatan jual beli. Jika ada yang salah memberikan uang kembali, siswa akan protes, dan mereka menghitung kembali uang tersebut. Kegiatan ini berpengaruh besar pada pemahaman anak. Hasil latihan tentang nilai uang menunjukkan, bahwa skor rata-rata kelas 85. Dengan nilai terendah 65 dan tertinggi bermain peran telah mampu meningkatkan keaktifan dan pemahaman anak dalam menghitung uang, dengan rata-rata hasil latihan 85%”.Kedua, kesimpulan harus sesuai dengan uraian. Tidak jarang terjadi, kesimpulan tidak mengikhtisarkan atau membuat saripati dari uraian, tetapi melenceng dari uraian, bahkan seperti membuat uraian baru. P T K53Ketiga, kesimpulan harus dibuat sesuai dengan tujuan penelitian atau perbaikan. Jumlah kesimpulan tidak boleh melebihi poin pada rumusan masalah ataupun tujuan penelitian/ LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT KESIMPULANUntuk membuat kesimpulan setidaknya ada beberapa langkah yang bisa digunakan sebagai berikut1. Melihat kembali tujuan penelitian atau perbaikan atau pertanyaan penelitian satu persatu, sehingga mampu memahami benar apa yang dicari dalam Periksa kembali kesesuaian antara pertanyaan penelitian, uraian dan kesimpulan, sehingga yakin bahwa kesimpulan sudah dirumuskan dengan Setelah semua pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian disimpulkan temuannya, susun kesimpulan tersebut sesuai dengan urutan pertanyaan penelitian atau tujuan Melihat kembali temuan atau deskripsi temuan yang dibuat berdasarkan hasil analisis data. Pasangkan setiap pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian dengan deskripsi temuan. Untuk memasangkan tujuan dengan uraian bisa menggunakan matriks sebagai berikutTabel Deskripsi TemuanNO TUJUAN PENELITIAN DESKRIPSI TEMUANGuru mampu meningkatkan keaktifan siswa melalui kerjakelompokKerja kelompok berlangsung lancar, namun hanya tiga dari lima kelompok yang anggotanya aktif bertanya dan memberikan pendapat. Dalam dua kelompok lainnya, hanya ketua dan sekretaris kelompok yang bekerja, sementara anggota lainnya asyik ngobrol. Ini terjadi karena guru tidak menegur siswa yang ngobrol, guru hanya berkeliling tanpa memberikan bantuan kepada kelompok. M D54 5. Cermati uraian pada deskripsi temuan per pertanyaan penelitian/tujuan penelitian, kemudian buat ihktisar dari uraian tersebut, dengan cara mengidentikasi butir-butir penting dan mensintesiskanya. Sebagaimana pada tabel pada poin Sintesis Hasil TemuanTUJUAN PENELITIAN DESKRIPSI TEMUAN KESIMPULANGuru mampumeningkatkankeaktifan siswamelalui kerjakelompokKerja kelompok berlangsung lancar, namun hanya tiga dari lima kelompok yang anggotanya aktif bertanya dan memberikan pendapat. Dalam dua kelompok lainya, hanya ketua dan sekretaris kelompok yang bekerja, sementara anggota lainnya asyik ngobrol. Ini terjadi karena guru tidak menegur siswa yang ngobrol, guru hanya berkeliling tanpa memberikan bantuan kepada kelompok belum mengaktifkan semua siswa, hanya sekitar 60% siswa yang aktif. Penyebabnya antara lain, tindakan guru belum mendorong siswa untuk TINDAK LANJUT HASIL PENELITIANMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI saran memiliki makna yaitu pendapat usul, anjuran, cita-cita yang dikemukakan untuk pada pengertian ini maka, saran merupakan sebuah anjuran dan bukan merupakan tugas atau perintah yang harus dilaksanakan, tetapi merupakan anjuran yang perlu dipertimbangkan. Tentu pembuat atau pemberi saran menginginkan agar saran bisa ditindak lanjuti. Oleh karena itu saran harus dibuat dengan dengan landasan yang kokok, penuh pertimbangan, dan mungkin dilaksanakan. Saran harus dibuat secara jelas dan operasional agar benar-benar dapat langkah-langkah pembuatan saran sebagaimana disarankan Wardhani 2008 setidaknya mengikuti rambu-rambu sebagai berikut P T K55Pertama, saran harus sesuai dengan kesimpulan dan hakikat penelitian yang akan kita lakukan. Saran harus lahir dari kesimpulan tentang hasil kelompok belum mampu mengaktifkan semua siswa, hanya sekitar 60% siswa yang aktif. Penyebabnya antara lain tindakan guru yang belum mendorong siswa untuk aktif”.Saran“Dalam mengelola kegiatan kelompok, guru hendaknya memantau setiap kelompok dan mendorong siswa yang kurang aktif agar ikut berpartisipasi. Di samping itu, ketua kelompok harus dilatih melibatkan semua anggota kelompok”.Kedua, saran harus mempunyai sasaran yang jelas. Artinya pembaca harus tahu kepada siapa saran ini ditujukan. Dalam penelitian non PTK, saran dapat ditujukan kepada berbagai pihak, seperti; guru, sekolah, LPTK, orang tua siswa dan lain-lain. Namun dalam PTK saran biasanya ditujukan kepada guru, seperti pada contoh di Saran untuk menindak lanjuti hasil PTK sebaiknya bersifat kongkret dan operasional, sehingga mudah dilaksanakan atau diterapkan. Saran yang ngawang dan terlalu umum, lebih-lebih yang hanya mengutip teori-teori tanpa menjabarkanya, tidak akan menarik bagi guru untuk saran juga harus mempertimbangkan metodologi atau prosedur penelitian yang dilaksanakan, serta bidang studi yang diajarkan. Saran seperti ini biasanya ditujukan kepada guru sebagai peneliti agar melakukan replikasi pengulangan M D56 penelitian yang sama dengan bidang studi atau kelas yang saran yang dibuat haruslah pemikiran cukup penting untuk memperbaiki pembelajaran. saran yang dibuat secara asal-asalan, selain tidak bermakna, juga tidak penting karena tidak diyakini akan membawa dampak pada perbaikan saran harus merujuk pada manfaat penelitian. Manfaat penelitian merupakan acuan yang digunakan dalam membuat saran. P T K57SOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Bagaimana membuat kesimpulan hasil penelitian PTK?b. Jelaskan langkah-langkah dalam membuat kesimpulan!c. Bagaimana membuat analisis tindak lanjut hasil penelitian? P T K59Bab 6SISTEMATIKA LAPORAN PTK DAN TEKNIK PENULISANA. SISTEMATIKA LAPORAN PTKApabila guru sudah merasa puas dengan siklus-siklus yang dilakukan, langkah berikutnya menyusun laporan kegiatan. Proses penyusunan laporan ini tidak akan dirasakan sulit apabila sejak awal guru sudah disiplin mencatat apa saja yang sudah dilakukan. Untuk menyusun laporan penelitian diperlukan pedoman penulisan yang dapat dipakai sebagai acuan para peneliti pelaksana, sehingga tidak ditemukan adanya variasi bentuk. Di samping itu, juga perlu disesuaikan dengan pedoman yang sudah ditetapkan Diknas dalam rangka memenuhi persyaratan penulisan karya tulis ilmiah KTI dalam upaya meningkatkan jabatan/golongan melalui pengembangan profesi. Berikut ini disampaikan sistematika laporan PTK sebagai berikut. 1. Bagian AwalBagian awal terdiri daria. Halaman Judulb. Halaman Pengesahan disertai tanggal pengesahan M D60 c. Abstrak d. Kata Pengantar disertai tanggal penyusunane. Daftar Isif. Daftar tabel/ lampiran2. Bagian IsiBagian isi memuat hal-hal sebagai berikutBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Rumusan masalahC. Tujuan PenelitianD. Manfaat PenelitianBAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKAA. Kajian Teori tentang Variabel MasalahB. Kajian teori variabel Tindakan, serta Hasil Penelitian yang RelevanC. Kerangka BerkirBAB III METODE PENELITIANA. Subjek PenelitianB. Prosedur/Siklus PenelitianC. Teknik Pengumpulan DataD. Teknik Analisis DataBAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Diskripsi Subjek penelitianB. Sajian Hasil PenelitianC. PembahasanBAB V SIMPULAN DAN SARAN P T K61A. SimpulanB. Saran3. Bagian PenunjangDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN RPP, semua instrumen, contoh hasil kerja siswa dan guru, daftar hadir siswa, foto kegiatan beserta penjelasannyaAdapun penjelasan dari sistematika tersebut di atas adalah sebagai berikut Dalam Bab I, dimulai dengan mendekripsikan masalah penelitian secara jelas dengan dukungan data faktual yang menunjukkan adanya masalah pada setting tertentu, pentingnya masalah untuk dipecahkan. Uraikan bahwa masalah yang diteliti benar-benar nyata, berada dalam kewenangan guru dan akibat yang ditimbulkan kalau masalah tidak dipecahkan. Selanjutnya masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya, sehingga akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan. Diupayakan rumusan masalah ini dapat dirinci dalam proses, situasi, hasil yang diperoleh. Dalam tujuan penelitian hendaknya dikemukakan secara rinci tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Manfaat penelitian agar dikemukakan secara wajar, tidak perlu ambisius, rumuskan yang terkait dengan siswa, dan dapat juga diperluas ke Bab II, kemukakan teori yang berkaitan dengan masalah dan tindakan yang dilakukan, dan hasil kajian/temuan/penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti bila ada. Serta memberi arah serta petunjuk pada pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian. Diperlukan untuk dapat M D62 membangun argumentasi teoritis yang menunjukan bahwa tindakan yang diberikan dimungkinkan dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Pada akhir Bab ini dapat dikemukakan hipotesis Bab III, deskripsikan setting penelitian, keadaan siswa, waktu pelaksanaan, sasaran yang dicapai. Tahapan di setiap siklus yang memuat rencana, pelaksanaan/tindakan, pemantuan dan evaluasi beserta jenis instrumen yang digunakan, reeksi perlu dibedakan antara metode penelitian pada usulan penelitian dengan metode yang ada pada laporan penelitian. Tindakan yang dilakukan bersifat rational, eksible, collaborative. Kemukakan indikator keberhasilan atas dasar tindakan yang Bab IV, dideskripsikan setting penelitian secara lengkap kemudian uraian pelaksanaan masing-masing pertemuan di setiap siklus dengan disertai data lengkap berserta aspek-aspek yang direkam/diamati. Rekaman itu menunjukkan adanya perubahan akibat tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan dengan pelajaran yang biasa dilakukan. Pada reeksi di akhir setiap siklus berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi dalam bentuk grak. Kemukakan adanya perubahan/kemajuan/ perbaikan yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar, dan hasil belajar. Untuk bahan dasar analisis dan pembahasan kemukakan hasil keseluruhan siklus ke dalam suatu ringkasan tabel/ grak. Dan tabel/grak rangkuman itu akan dapat memperjelas perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara rinci dan Bab V sajikan simpulan dan hasil penelitian sesuai dengan hasil analisis dan tujuan penelitian yang telah disampaikan sebelumnya. Berikan saran sebagai tindak lanjut P T K63berdasarkan simpulan yang diperoleh baik yang menyangkut segi positif maupun Pustaka memuat semua sumber pustaka yang dirujuk dalam kajian teori yang digunakan dalam semua bagian laporan, dengan sistem penulisan yang konsisten menurut ketentuan yang berisi lampiran berupa instrumen yang digunakan dalam penelitian, lembar jawaban dari siswa, izin penelitian dan bukti lain yang dipandang TEKNIK PENULISAN1. Standar BahasaAda tiga pedoman yang bisa digunakan dalam penulisan sebagai berikut Bisri, 1998; Syamsuri et al., 2014.a. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Pedoman Umum Pembentukan Istilah berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0389/U/1988 Tahun Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987/Tahun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahasa untuk karya akhir akademis, sebagaimana diungkapkan oleh Ratna 2010 sebagai berikutPertama, karya akhir akademis disusun dengan ciri-ciri bahasa karya ilmiah, yaitu menggunakan bahasa yang bersifat ringkas, lugas, logis, obyektif, efektif dan esien. Ringkas dan M D64 jelas maksudnya adalah mudah dipahami dan terpadu. Lugas maksudunya langsung mengenai inti pembicaraan sesuai dengan batasan-batasan dan pembagian isi tulisan, tidak bertele-tele. Logis artinya tulisan disusun mencerminkan cara berpikir ilmiah yang memadukan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif. Sedangkan obyektif artinya dikemukakan apa adanya terhindar dari subyektitas penulis. Efektif dan esien artinya disusun secara cermat dan tepat, menggunakan kata-kata menghindari penggunaan kata penghubung di awal kalimat. Contohnya sedangkan, sebab, maka; dan menghindari penggunaan kata kita; kami; saya digantikan dengan bentuk pasif di ditulis, diteliti, disimpulkan, atau menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti peneliti, penulis.Keempat, bentuk-bentuk perumpamaan stilistika, metafora, dan berbagai gaya bahasa lain tetap dipergunakan selama cara-cara tersebut tidak mengubah obyektitas penelitian. Contoh kalimat seperti “Tabel ini menunjukkan”; “Ditunjukkan dalam penelitian ini”; “Penelitian ini menunjukkan, menjelaskan, mendeskripsikan, dan pada giliran-Nya menyimpulkan” Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015.2. Cara PengetikanBagian ini menguraikan cara pengetikan yang merujuk pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang ditulis oleh Tim Penyusun FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar Syamsuri et al., 2014.a. Ukuran KertasDiketik pada kertas berwarna HVS putih ukuran A4 21,0 cm x 29,7 cm atau kuarto 21 cm x 28 cm dengan berat minimal 70 gram. P T K65b. SampulSampul luar menggunakan kertas karton tebal dan dilapisi plastik bening dengan warna sampul yang sesuai dengan warna yang telah ditentukan oleh Perguraun Tinggi PengetikanJarak baris satu dengan jarak baris berikutnya dalam pengetikan naskah karya akhir akademis adalah 2 spasid. MarginTepi atas 3 cmTepi bawah 3 cmTepi kiri 4 cmTepi Kanan 3 cme. Pengetikan Bab, Subbab, dan Anak Subbab1. Pengetikan BabNama bab diketik dengan huruf kapital semua dan diatur secara sistematis tanpa diakhiri dengan tanda titik. Nomor urut bab ditulis dengan angka romawi dan ditempatkan secara sistematis di atas bab, di tengah Pengetikan Sub babPengetikan sub bab dan nomor subbab dimulai dari tepi kiri. Huruf pertama setiap kata pada sub bab ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas, seperti dalam, terhadap, pada, di, ke dalam, yang, untuk dan Pengetikan Anak Sub babPengetikan anak sub bab dimulai dari atas tepi kiri. Huruf awal suatu kata ditulis dengan huruf kapital kecuali huruf awal kata tugas, seperti dalam, terhadap, pada, di, ke, dalam, yang, untuk, dan sebagainya. M D66 Tabel Contoh Penyusunan Pengetikan Bab, Sub bab, dan Anak Sub babA Latar Rumusan MasalahSOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Bagaimanakah Sistematika Laporan PTK? b. Sebutkan bagian awal laporan PTK!c. Sebutkan bagian isi laporan PTK! d. Sebutkan bagian penunjang laporan PTK! e. Bagaimana Standar Bahasa dalam penulisan laporan PTK? P T K67Bab 7LANGKAH-LANGKAH VALIDITASPenelitian tindakan memang tidak mengharap adanya jawaban akhir untuk pertanyaan dan masalah, tetapi menginginkan adanya peningkatan dan perubahan pada praktik pengajaran melalui pengembangan praktisi/guru. Validitas adalah derajat yang menunjukkan sejauh mana hasil tersebut berguna relevan sebagai petunjuk guru tertentu, serta kekuatannya untuk memberi informasi dan argumen tentang meningkatkan praktik pendidikan di masyarakat profesional yang lebih luas Kusumah & Dwitagama, 2009; Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015.Berikut ini akan diuraikan tiga langkah dalam menentukan validitas hasil yang diperoleh di dalam penelitian tindakan, yaitu validitas diri sendiri self-validation, 2 validasi oleh teman peer validation, dan validasi oleh siswa learner validation.A. VALIDASI DIRI SENDIRIAda beberapa kriteria untuk membenarkan hasil yang diperoleh Kusumah & Dwitagama, 2009; Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015, yaitu M D68 1. Praktik sebagai Realisasi Nilai-nilai valuesPenelitian pendidikan dimulai dengan pernyataan, baik secara lisan maupun tertulis, atau gagasan-gagasan mengenai nilai-nilai. Seringkali penelitian terlaksana karena nilai-nilai dilupakan di dalam praktik. Keinginan untuk merubah sesuatu yang bersifat negatif menjadi positif, dan motivasi untuk meningkatkan pendidikan menjadi insentif dan pendorong adanya Reeksi kritis yang disengajaReeksi kritis merupakan cara di mana pemahaman mengenai praktik pendidikan ditransformasikan, dan di mana guru membuat reeksi, serta proses dipublikasikan sehingga orang lain dapat memahaminya. Bagi guru, untuk mampu meningkatkan perkembangan diri sendiri tergantung dari reeksi kritis, keinginan untuk menjajaki pemahaman secara intuitif mengenai praktik yang dilaksanakan dan mengkomunikasikannya dengan orang Kebutuhan akan penelitian yang ilmiahPertanyaan-pertanyaan/masalah penelitian tindakan memberikan prosedur yang logis dalam menunjukkan tahap-tahap penting penelitian. Meskipun hal tersebut merupakan instrumen yang berguna dalam menyusun rencana tindakan, namun tidak dapat dikatakan sebagai satu-satunya jalan. Peneliti-peneliti dapat saja mengembangkan skema-skema yang menurutnya lebih memadai untuk kebutuhan mereka sendiri, seperti skema yang ada di buku-buku. Yang penting adalah peneliti menunjukkan bahwa ia telah mengikuti system penelitian yang ilmiah dalam usahanya untuk mencapai hipotesis. P T K694. Interpretasi pribadi sebagai dasar dialogKekuatan penelitian tindakan adalah bahwa setiap guru menginterpretasikan kegiatan mereka sendiri, dan membuat keputusan-keputusan cara meningkatkan kegiatan tersebut. Tindakan-tindakan mereka disengaja, berdasarkan kriteria yang telah disusun. Validasi diri sendiri berarti mereka menganggap bahwa keputusan-keputusan yang telah diambil dapat dipertanggungjawabkan secara universal. Hal ini berarti bahwa mereka mengakui kekuatan interpretasi mereka mengenai kegiatan-kegiatan pengajaran yang telah dilakukan, yang dapat memberikan kontribusi berarti terhadap kehidupan orang VALIDASI OLEH TEMANMenurut Kusumah dan Dwitagama 2009, hasil-hasil penelitian mempunyai nilai sosial hanya apabila telah dikomunikasikan kepada orang lain. Dalam penelitian tindakan dianjurkan untuk mempublikasikan apa yang telah diperoleh peneliti, dan membahasnya dengan orang lain. Meskipun apa yang telah dilakukan guru/peneliti telah dapat meningkatkan proses belajar siswanya tetapi hal tersebut perlu divalidasi secara eksternal oleh orang lain yang dapat menyetujui dan mengatakan bahwa apa yang diperoleh memang berguna bagi orang lain. Kelompok yang memvalidasi bisa teman, orang tua siswa, peneliti lain, atau siapa saja yang dapat memberikan penilaian kritis dan beralasan. Tugas kelompok validasi ini adalah mendengarkan argumentasi peneliti tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan hasil yang telah diperolehnya. Tugas kelompok validasi juga membantu peneliti untuk mengemukakan gagasannya. Untuk itu suasana harus mendukung namun sekaligus juga menantang, mendorong peneliti untuk memberikan respons terhadap pertanyaan- M D70 pertanyaan, mempertahankan gagasannya, dan memberikan kemampuan untuk dapat bertindak ke arah yang baru Kusumah & Dwitagama, 2009; Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015.C. VALIDASI OLEH SISWAMenurut Kusumah dan Dwitagama 2009, catatan mengenai reaksi yang diberikan oleh siswa terhadap tindakan-tindakan yang telah dilaksanakan, merupakan hal yang sangat penting bagi peneliti. Mungkin hal ini merupakan dukungan yang paling kuat terhadap hasil/pengetahuan yang diperoleh peneliti. Catatan siswa dapat diperoleh dalam bentuk catatan harian, pernyataan pendek yang tertulis, atau rekaman baik audio maupun video, yang setiap kali perlu dalam analisis terakhir, sesuatu yang dianggap sebagai pengetahuan atau hasil yang valid hanya diperoleh melalui interaksi, di mana akan terlihat apakah hasil tesebut memang benar merupakan kebenaran dan mereeksikan kekuatan penelitian tindakan, relevansinya, emansipasi, demokrasi, dan kolaborasi. Sebelum peneliti dapat membantu proses-proses pendidikan orang lain, ia harus terlebih dahulu mengembangkan proses pendidikan dirinya sendiri dan secara jujur dapat memahami proses-proses serta pengalaman-pengalaman, dan membaginya dengan orang lain Kusumah & Dwitagama, 2009; Nilakusmawati, Sari & Puspawati, 2015. P T K71SOAL UNTUK BAHAN DISKUSIa. Bagaimana melakukan validasi diri sendiri?b. Jelaskan empat kriteria untuk membenarkan hasil yang diperoleh dalam PTK! c. Bagaimana melakukan validasi oleh teman?d. Bagaimana melakukan validasi oleh siswa? P T K73DAFTAR PUSTAKAArikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. 2006. Peneilitian Tindakan Kelas. Jakarta Bina Cik Hasan. 1998. Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama. Ciputat PT Logos Wacana I., Cook, S. dan Harding, J. 1982. e Field of Action Research. In the Action Research Reader. Victoria Deakin 1999. Penelitian Tindakan. Jakarta Depdikbud, Ditjen 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga S. dan McTaggart, R. 1988. e Action Researh Reader. Victoria, Deakin University W., dan Dwitagama, D. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta PT. Indeks. Lestari, T. 2009. Manajemen Penulisan Karya Tulis Ilmiah Modul Pelatihan Bagi Guru dan Kepala Sekolah. Sawangan, Bogor Pusdiklat Depdiknas. M D74 Madya, Suwarsih. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Action Research. Bandung Yalvema. 2015. Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru dan Dosen. Padang UNP dan Cahyadi, 2014. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Pasuruan Ganding Sari, K., dan Puspawati, 2015. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditlitabmas, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ditjen Dikti, Kementerian Pendidikan dan dan Stevenson, 1995. Educational Action Research. New York and London Teachers College, Columbia Nyoman Kutha. 2010. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta Pustaka dan Hoesein, A. 1996. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta Depdikbud, 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah pada “Diklat Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru”, Direktorat Tenaga Kependidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI. Makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di Makassar Tahun 2005. P T K75Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara”, Direktorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Khaeruddin, Bahri, A., Munirah., Husniati, A., dan Nasrun. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Rev. Ed.. Makassar Panrita Press Unismuh Makassar. Wardhani, IGAK. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Universitas R. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas untukMeningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung Remaja Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995. P T K77LAMPIRANLATIHAN/TUGAS1. Identikasi Masalah dalam PTKa. Kemukakanlah masalah-masalah atau kendala-kendala yang anda hadapi ketika melaksanakan tugas dalam pembelajaran/bimbingan ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………b. Pilihlah salah satu masalah yang menurut anda mendesak! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………....... M D78 c. Berikan alasan mengapa masalah tersebut penting untuk segera dicarikan pemecahannya! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………....d. Faktor-faktor penyebab munculnya masalah yang dirumuskan tersebut! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………e. Dapatkanlah satu alternatif pemecahan masalah untuk memecahkan masalah penting yang anda hadapi tersebut! Alternatif pemecahan masalah itu harus bertolak dari hasil analisis dan didasarkan pada teori tertentu. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………2. Kerangka Penelitian Tindakan a. Subyek penelitian …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. P T K79Siklus 1a. Rencana Tindakan ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………b. Rincian Tindakan/Langkah-langkah ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………c. Pengamatan ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..Contoh Format ObservasiNO ASPEK YANG DIOBSERVASISKOR KETERANGAN1 2 3 4 5d. Reeksi analisis terhadap keberhasilan dan kelemahan M D80 3. Merancang Usulan PTKa. Tulislah judul PTK yang anda usulkan ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………................. Apakah judul PTK anda telah mencantumkan hal-hal berikut• What apa yang dipermasalahkan• How bagaimana cara mengatasi masalah• Who siapa yang mengalami masalah tersebutb. Deskripsi masalah yang anda hadapi ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..................... Apakah masalah yang anda deskripsikan telah memuat hal-hal sebagai berikut• Apakah deskripsi masalah telah disesuaikan dengan kondisi nyata tentang kendala-kendala yang anda hadapi sewaktu melaksakan tugas pengajaran?• Apakah deskripsi masalah telah didukung data dan memuat identikasi satu masalah yang mendesak untuk segera dilaksanakan? P T K81• Apakah deskripsi masalah telah memuat tentang analisis masalah?• Metode/pendekatan kebiasaan guru mengajar kesehariannya, dan apa kelemahannya.• Apakah deskripsi masalah telah memuat tentang reeksi awal?• Bagaimana perumusan masalah?c. Deskripsikan tentang cara pemecahan masalah yang anda ajukan! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………................................................. Apakah pemecahan masalah yang anda ajukan memenuhi rambu-rambu berikut?• Apakah ada alternatif pemecahan masalah?• Apakah alternatif pemecahan masalah itu didasarkan pada teori tertentu?• Apakah alternatif pemecahan masalah itu bertolak dari hasil analisis?d. Rumuskan hasil yang diharapkan dari penelitian anda! Apakah rumusan yang diharapkan dalam penelitian anda telah memuat hal-hal sebagai berikut• Apakah rumusan hasil yang diharapkan telah mengemukakan hasil yang diharapkan bagi siswa?• Apakah rumusan hasil yang diharapkan telah mengemukakan hasil yang diharapkan bagi praktisi M D82 kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan lainnya di sekolah?e. Kemukakan kajian teori serta hasil temuan tentang permasalahan dan tindakan yang akan dilakukan. Kemukakan keterkaitan antara variabel tindakan dan masalah yang akan Kemukakan prosedur tindakan yang anda lakukan dalam PTK ini! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Apakah dalam deskripsi tentang prosedur tindakan sekolah telah anda kemukakan hal-hal sebagai berikut• Apakah ada deskripsi tentang setting dan karakteristik subyek?• Apakah ada variabel/faktor yang diselidiki?• Apakah ada rencana tindakan yang mencakup misalnya strategi, pendekatan, metode atau teknik yang digunakan dalam implementasi tindakan, observasi, analisis, dan reeksi? 4. Bila anda sudah siap, susunlah proposal anda dengan mengikuti sistematika yang sesuai, dengan merujuk pada kegiatan on the job learning. P T K83BIODATAMuhammad Djajadi, Lahir di Lappacenrana Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan pada Tanggal 18 April 1970. Lulus SI di Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP Ujung Pandang FPMIPA tahun 1994, lulus S2 Manajemen Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar UNM tahun 2009, dan S3 Education and Development di Fakulti Pendidikan Universiti Teknologi Malaysia UTM tahun 2015. Saat ini adalah Widyaiswara Ahli Madya pada Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Menjadi Dosen Dengan Perjanjian Kerja Dpk di program studi S-l Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Aktif menulis buku dan jurnal ilmiah nasional dan internasional serta menjadi narasumber dalam seminar dan pelatihan mengenai pengembangan profesional guru Fisika. ... Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas classroom action research dengan menerapkan lesson study. Lesson study dapat dikatakan sebagai bentuk yang sangat spesifik dari penelitian tindakan kelas yang berfokus pada pengembangan pengetahuan praktik pembelajaran guru Djajadi, 2019. Menurut Djajadi 2019 tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. ...... Pada tahap ini guru model bersama guru lain dan dosen tim observer membahas tentang hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada open class pada siklus ke II Djajadi, 2019, dan ternyata terdapat peningkatan aktivitas belajar yang lebih baik dibanding aktivitas siswa pada siklus I berdasarkan pemaparan observer secara lisan. Penggunaan media pembelajaran seperti quizizz, live worksheets, video pembelajaran dan power point yang berbasis e-learning moodle masih efektif digunakan dalam melaksanakan pembelajaran interaktif yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. ...Lastama SinagaLusdiana SaragihLisda Raida ManurungRipe Oloan HutapeaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dalam memanfaatkan e-learning moodle berbasis lesson study for learning community pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IX-1 dengan jumlah 29 siswa pada materi pewarisan sifat. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas siswa. Berdasarkan analisis data diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 3,0 dengan kriteria aktif dan pada siklus II adalah 3,5 dengan kriteria sangat aktif. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tindakan penelitian berhasil karena adanya peningkatan rata-rata skor tiap indikator aktivitas belajar siswa. Persentase peningkatan aktivitas belajar rata-rata sebesar 14,25%. Hal ini membuktikan bahwa ada peningkatan aktivitas belajar siswa dengan memanfaatkan e-learning moodle berbasis lesson study for learning community di SMP Methodist 8 Medan.... Ilmiah yaitu suatu yang bersifat atau berada dalam keilmuan dan metode yaitu cara berfikir, obyektif, rasional, sistematis berdasarkan fakta untuk menemukan, membuktikan, mengembangkan dan mengevaluasi suatu pengetahuan Afandi, 2011. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; 1 untuk memperbaiki praktik; 2 untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta 3 untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan Djajadi, 2019. Tujuan ideal dari semua guru di kelas adalah untuk meningkatkan praktik profesionalnya, sekaligus hasil belajar siswa dan penelitian tindakan merupakan satu sarana efiktif untuk mewujudkan tujuan ini Miaz, 2015. ... Teguh PrasetyoWiworo RetnadiRicka Tesi MuskaniaUjiati CahyaningsihLatar Belakang-Dalam menunjang keprofesionalan guru dalam mengajar dan mendidik di sekolah, guru diharuskan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Namun tantangan yang dihadapi guru Sekolah Dasar SD yang sering muncul antara lain a kurangnya minat menulis seorang guru; b kesibukan dan keterbatasan waktu guru; c kurangnya pengetahuan tentang PTK; dan kurangnya bahan penunjang yang memadai seperti perangkat komputer dan kuota internet. Terlebih pada masa pandemik Covid-19 mulai Maret 2020 sampai sekarang menambah permasalahan guru melaksanakan penelitian tindakan kelas di sekolah. Tujuan-Tujuan penelitian untuk menganalisis kesulitan guru SD dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas selama pandemik Covid-19. Desain/Metodologi/Pendekatan-Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Subjek responden yang digunakan merupakan guru SD dengan jumlah 95 guru. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2021. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam secara tertulis melalui google form dan wawancara lisan untuk menguatkan hasil penelitian. Selanjutnya proses analisis hasil dan temuan penelitian dilakukan secara deskriptif. Temuan-Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan jumlah guru yang guru belum pernah melaksanakan PTK sedangkan pernah melaksanakan penelitian tindakan kelas di sekolah. Analisis kesulitan guru-guru sekolah dasar dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas di masa pandemik Covid-19, yakni kemauan pribadi guru, pemahaman metode penelitian, kemampuan dalam menulis karya tulis ilmiah, pengembangan kompetensi pedagogik guru, dan interaksi pembelajaran daring guru dan siswa. Guru SD mengungkapkan perlunya waktu yang cukup untuk merancang dan melaksanakan penelitian tindakan kelas serta mendapatkan fasilitas yang memadai selama pembelajaran jarak jauh/daring. Selain itu, perlu adanya kegiatan yang menunjang para guru untuk membimbing dalam menyusun penelitian tindakan kelas. Batasan Penelitian-Menambah waktu pelaksanakan dalam kegiatan pengumpulan data dan menambah jumlah responden yang diteliti. Orisinalitas/nilai-Temuan menunjukkan bahwa guru selama pembelajaran jarak jauh pada masa pandemik Covid-19 memiliki kesulitan yang hampir sama dengan pembelajaran tatap muka. Rendahnya motivasi dan minat untuk melaksanakan PTK dan kurang pemahaman tentang metode PTK. Hal yang baru dipengaruhi fasilitas/perangkat pembelajaran daring yang harus dimiliki baik guru maupun siswa menambah penyebab guru kesulitan dalam menyusun PTK.... Tiap-tiap siklus penelitian tindakan kelas PTK memiliki tahapan, terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi Djajadi, 2019. Analisis data yang diperoleh menggunakan observasi dan juga tes, dimana untuk teknik analisis data perolehan hasil belajar siswa dianalisis dengan menghitung nilai rerata serta menentukan yang berguna dalam mendeskripsikan hasil belajarnya dan refleksi Maaruf et al., 2017;Pebrianti et al., 2018;Gonzaga & Kase, 2020;Indriani et al., 2018. ...I W. Gylank Okka PrathamaI Made Citra WibawaI Kadek Agus SudiandikaPembelajaran kurang menggunakan model inovatif yang menyebabkan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa kelas V sekolah dasar dibawah kriteria ketuntasan minimal, untuk memperbaiki hal tersebut diadakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa kelas V dengan menerapkan model Discovery-Inquiry. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian pada siswa kelas V terdiri dari 21 siswa dengan rincian 13 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni dengan tes pilihan ganda diberikan kepada siswa, sedangkan metode analisis data yakni analisis kuantitatif dengan menghitung mean, daya serap, dan ketuntasan belajar siswa tiap siklus. Hasil Analisis data dalam penelitian ini menyatakan rerata hasil belajar pada prasiklus sebesar 67,19, siklus I sebesar 70,95, dan siklus II 81,14. Secara berurut dari prasiklus ke siklus I, prasiklus ke siklus II, dan siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 3,37 poin, 13,95 poin dan 10,19 poin. Terjadi peningkatan juga pada daya serap siswa dari prasiklus, siklus I, dan siklus II, yaitu 67,19%; 70,95%; 81,14%. Demikian pula terdapat peningkatan persentase siswa yang nilai hasil belajarnya memenuhi KKM dari prasiklus, siklus I, dan siklus II, yaitu 38,09%; 57,14%, dan 85,71%, jadi model pembelajaran discovery-inquiry dapat meningkatkan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa sekolah dasar.... Sebagaimana yang dinyatakan oleh beberapa pakar bahwa Pendahuluan merupakan bagian dari artikel untuk menyampaikan masalah apa yang ingin peneliti tangani Perneger and Hudelson, 2004. Dalam konteks PTK, pendahuluan harus mendeskripsikan masalah penelitian secara jelas pada setting tertentu dengan dukungan data faktual Djajadi, 2019. Peneliti harus mampu meletakkan latar belakang dengan tepat agar pembaca lebih mudah memahami tujuan kajian Andersson, Andreasen and Christensen, 2011. ...ABSTRAK Sebagai tenaga profesional, setiap guru wajib mempublikasikan artikel ilmiah sebagai persyaratan kenaikan kepangkatan. Namun, sebagian besar guru belum mampu mengubah laporan hasil PTK menjadi sebuah artikel ilmiah yang baik. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mengubah laporan hasil PTK menjadi artikel ilmiah yang berkualitas. Peserta yang terlibat dalam pengabdian ini adalah guru SMA Bantul dari berbagai bidang studi yang telah memiliki laporan hasil PTK. Metode yang digunakan adalah workshop. Workshop telah dilaksanakan selama 4 hari di Aula SMAN 2 Bantul. Hasil yang diperoleh yaitu adanya peningkatan pengetahuan dan keberdayaan guru dalam menghasilkan artikel ilmiah berkualitas sesuai dengan jurnal sasaran dan memahami peran author dalam Open Journal System OJS. Berbagai temuan mengindikasikan bahwa kegiatan berjalan baik dan lancar. Kata kunci pelatihan guru, artikel ilmiah, penelitian tindakan kelas, PTK, workshop ABSTRACT As professionals, every teacher is obliged to publish scientific articles as a requirement for a promotion. However, most teachers have not been able to turn the CAR results report into a good scientific article. The purpose of this community service activity is to transform the CAR report into quality scientific articles. Participants who were involved in this service were Bantul high school teachers from various fields of study who already had CAR results reports. The method used is a workshop. The workshop was held for 4 days in the hall of SMAN 2 Bantul. The results obtained are an increase in teacher knowledge and empowerment in producing quality scientific articles according to the target journal and understanding the role of the author in the Open Journal System OJS. Various findings indicate that activities are running well and smoothly.... It is conducted to improve the mathematics learning quality especially to the system, work methods, processes, content, and classroom learning situations/atmosphere Ni'mah, 2017. This research consists of three cycles with four phases in each cycle namely planning, implementation, observation, and evaluation or reflection Djajadi, 2019. ...I Made Ari PurwadiThis classroom action research was aimed at describing the improvement of students' mathematical problem solving MPS ability through Realistic Mathematics Education RME. Nineteen students of VIII grade in SMP Laboratorium Undiksha in the first semester of the academic year of 2019/2020 were taken part as the research subject. This research data was collected by observation sheet and essay-test then it analyzed descriptively using simple statistics. The result of the research showed that the average score of students’ MPS ability on the first cycle equals 71,92, the second cycle equals 73,2, and the third cycle equals 75. As demonstrated, the implementation of RME could increase students’ MPS ability. Hence, the implementation of RME made students more motivated, more active on discussion and learning process, solved problems more easily, and more trained to communicate their FajarwatiEka SetiawatiYusdiana YusdianaPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui kegiatan seni rupa di PAUD As-Syifa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, yang dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan serta refleksi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 orang anak yang mempunyai masalah dalam kemampuan motorik halus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu berupa catatan lapangan serta dokumentasi. Penelitian ini menggunakan tingkat keberhasilan Mills sebesar 71%. Adapun analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan seni rupa yaitu sebesar 21%. Berdasarkan peningkatan tersebut maka hipotesis diterima dan dapat disimpulkan bahwa kegiatan seni rupa dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia MinarniThe aim of this Classroom Action Experimental Research is to know the changing attitude of the students after implementing CSRT method. Christian Religious Education CRE at Duta Wacana Christian University DWCU emphasizes a multidisciplinary approach covering the fields of Sociology, Psychology, Theology, and Studies of Religions. Through CRE, students are expected to embrace inclusive and respectable attitudes as Indonesian citizens. How do CRE materials support the formation of inclusive and respectable attitudes? One of the teaching materials is the Interpretation of Scriptural Texts that are theoretically taken from the thoughts of John Hayes and Holladay in Biblical Exegesis, while the form of development of the theoretical interpretation exercise uses the “Cambridge Scriptural Reasoning Texts CSRT” method. The CSRT method was tested in one of the CRE classes as a “research sample”. The finding shows that students’ insights and perspectives were more open after learning hermeneutics using the CSRT method. Abstrak Penelitian Tindakan Kelas Experimental ini bertujuan untuk melihat perubahan sikap mahasiswa setelah menerapkan metode CSRT. Pendidikan Agama Kristen PAK di UKDW menekankan pada pendekatan multidisiplin yang meliputi bidang Sosiologi, Psikologi, Teologi, dan Studi Agama-agama. Melalui PAK, mahasiswa diharapkan semakin dikuatkan dalam menghidupi sikap inklusif dan respek sebagai warga bangsa Indonesia. Bagaimana materi PAK mendukung pembentukan sikap inklusif dan respek? Salah satu materi bahan ajar PAK di UKDW yakni Interpretasi Teks Kitab Suci yang secara teoritik diambil dari pemikiran John Hayes dan Holladay dalam Biblical Exegesis, sedangkan bentuk pengembangan dari latihan interpretasi atas teori tersebut digunakan metode “Cross Scriptural Reasoning Texts CSRT”. Metode CSRT tersebut diujikan dalam salah satu kelas PAK sebagai “sampel penelitian”, didapati bahwa wawasan dan cara pandang mahasiswa semakin terbuka setelah belajar hermeneutik dengan metode CSRT. Evi SusilawatiImamul KhairaAbstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mendesain materi pengembangan bahan ajar non cetak melalui e-learning flipped classroom. Penelitian ini berjenis penelitian tindakan kelas PTK dengan mengikuti langkah-langkah penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester V Program Studi Dosenan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Dosenan Universitas Islam Sumatera Utara pada tahun pelajaran 2020/2021. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada matakuliah Pengembangan Bahan Ajar dengan jumlah mahasiswa 17 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Alat pengumpulan data kuantitatif ini menggunakan instrumen materi pengembangan bahan ajar non cetak dengan menggunakan pilihan berganda yang diberikan secara online, sementara pada data kualitatif menggunakan hasil observasi kemampuan mahasiswa dalam mendesain materi pengembangan bahan ajar non cetak di kelas e-learning. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan mahasiswa dalam mendesain materi pengembangan bahan ajar non cetak dengan menggunakan e-learning flipped classroom. Kata Kunci Kemampuan Mahasiswa, Bahan Ajar Non Cetak, E-Learning Classroom Abstract This study aims to improve students' abilities in designing non-print teaching materials through e-learning flipped classrooms. This research is a classroom action research CAR by following the research steps, namely planning, implementing, observing, analyzing and reflecting. The subjects of this study were students in the fifth semester of the Pancasila and Citizenship Lecturer Study Program, the Teaching and Lecturer Faculty of the Islamic University of North Sumatra in the 2020/2021 school year. The implementation of this classroom action research was carried out in the course of Teaching Material Development with a total of 17 students. Data collection techniques in this study using quantitative data. This quantitative data collection tool uses non-printed teaching material development materials instruments using multiple choices provided online, while the qualitative data uses observations of students' abilities in designing non-print teaching material development materials in e-learning classes. The results of this study indicate that there is an increase in the ability of students in designing non-print teaching materials development materials using e-learning flipped classrooms. Keywords Student Activity, Non-Printed Teaching Materials, E-Learning Flipped ClassroomPenuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu AgamaCik BisriHasanBisri, Cik Hasan. 1998. Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama. Ciputat PT Logos Wacana Tindakan. Jakarta Depdikbud, Ditjen DikdasmenDepdikbudDepdikbud. 1999. Penelitian Tindakan. Jakarta Depdikbud, Ditjen Action Researh ReaderS KemmisR MctaggartKemmis, S. dan McTaggart, R. 1988. The Action Researh Reader. Victoria, Deakin University Penelitian Tindakan KelasW KusumahD Dan DwitagamaKusumah, W., dan Dwitagama, D. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta PT. Penulisan Karya Tulis Ilmiah Modul Pelatihan Bagi Guru dan Kepala SekolahT LestariLestari, T. 2009. Manajemen Penulisan Karya Tulis Ilmiah Modul Pelatihan Bagi Guru dan Kepala Sekolah.Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Action ResearchSuwarsih MadyaMadya, Suwarsih. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Action Research. Bandung Tindakan Kelas Teori dan PraktikMu'aliminR A H Dan CahyadiMu'alimin., dan Cahyadi, 2014. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Pasuruan Ganding Action ResearchS E NoffkeR B Dan StevensonNoffke, dan Stevenson, 1995. Educational Action Research. New York and London Teachers College, Columbia dan Paradigma Penelitian SosialNyoman RatnaKuthaRatna, Nyoman Kutha. 2010. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Dalampraktik nyata kegiatan pembelajaran di kelas, guru sering menghadapi berbagai masalah atau kasus. Kasus-kasus tersebut diantaranya adalah: Proses belajar terganggu Kelancaran belajar kurang optimal Tugas siswa tidak terselesaikan Siswa pasif di kelas Siswa ramai di kelas, bahkan sering membolos Hasil tes siswa jelek Motivasi belajar rendah
Identifikasi masalah penelitian tindakan kelas atau PTK dapat dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri. Pertanyaan-pertanyaan tersebut hendaknya berpedoman pada kata-kata kunci berikut Apakah saya merasakan bahwa terdapat masalah di kelas saya? Mengapa masalah tersebut dapat terjadi ? Apa dampak dari masalah tersebut bagi kelas saya? Apa yang terjadi bila masalah tersebut tidak saya atasi? Apa yang perlu saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut? dan seterusnya Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda perlu melakukan refleksi. Yang dimaksud refleksi dalam konteks PTK adalah berpikir reflektif reflective thinking. Salah satu aspek tentang cara melakukan berpikir reflektif adalah melakukan monitoring tentang hal-hal yang sudah dilakukan guru pada saat mengajar di kelas, antara lain seperti berikut Pertama, berpikir tentang kegiatan mengajar di kelasnya secara umum comprehensive teaching Kedua, mengingat kembali tentang pelajaran-pelajaran tertentu yang dirasakan bermasalah Ketiga, berpikir tentang bagaimana membantu siswa secara invidual. Hasil output dari berpikir reflektif diimplementasikan dalam bentuk Pertama, catatan berkala journal writing Kedua, pertemuan dengan teman sejawat untuk berdiskusi Ketiga, berdiam diri untuk melakukan dialog dengan diri sendiri Keempat, mempelajari kembali peta manajemen kelas yang sudah Anda lakukan selama ini, apakah perlu melakukan perubahan? Kelima, memfokuskan pikiran atau memonitor berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut Apakah saya sudah menjadi guru yang baik? Bagaimana cara saya mengajar di kelas? Bagaimana saya sudah mengelola kelas dengan baik? Selama ini, bagaimana cara saya berinteraksi dengan siswa? Bagaimana saya dapat menemukan metode mengajar yang efektif dan siswa saya mencapai prestasi yang baik? Melalui proses berpikir reflektif di atas, Anda sebagai guru akan mampu mengidentifikasi permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas Anda. Sebagai guru, lakukan cara berpikir reflektif tersebut. Cara berpikir reflektif dilakukan melalui proses analisis dan sintesis serta induksi dan deduksi. Jawaban dari pertanyaan di atas dijabarkan dalam bentuk Hipotesis Tindakan. Demikianlah penjelasan singkat tentang Identifikasi masalah penelitian tindakan kelas PTK Sumber I Wardhani, Kuswaya Wihardit. Penelitian Tindakan Kelas. 2016. Tanggerang Selatan Penerbit Universitas Terbuka
Kerjasamadalam kesejawatan dalam keseluruhan tahapan PTK mulai dari identifikasi sampai dengan perumusan masalah serta diagnosis keadaan, perencanaan tindakan perbaikan, pengumpulan dan analisis data, refleksi penemuan, dan penyusunan laporan. 3. Permasalahan dalam PTK harus diidentifikasi secara kolaboratif .

Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas PTK Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Media Patung Judul Proposal PTK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI MEDIA PATUNG PADA SISWA KELAS IV SD N 2 KEMBANG JEPARA A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut juga telah dicantumkan dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Purwanto 201439 belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai apabila guru mampu mewujudkan suatu proses belajar mengajar yang baik. Guru harus mampu mengetahui karakteriktistik siswa dan juga materi yang akan disampaikan. Salah satu mata pelajaran yang siswanya sering mengalami kesulitan yaitu matematika. Hal tersebut dikarenakan siswa merasa tidak mampu berpikir secara abstrak, selain itu guru tidak menampilkan media-media yang dapat membantu siswa memahami materi. Pelajaran matematika merupakan pelajaran berhitung yang dirasakan sulit oleh sebagian besar siswa. Data di sekolah menunjukkan bahwa nilai rata-rata matematika kelas IV lebih rendah dibandingkan dengan pelajaran yang lain misal bahasa indonesia, IPA, IPS. Tabel 1. Nilai rata-rata mata pelajaran siswa SD Negri 2 Kembang No Mata Pelajaran Nilai Rata-Rata 1 Matematika 63 2 Bahasa Indonesia 75 3 IPA 73 4 IPS 80 Kesulitan siswa pada mata pelajaran matematika terletak pada materi operasi hitung campuran. Data hasil ulangan harian siswa kelas IV SD N 2 Kembang menunjukkan dari 14 siswa, terdapat 4 siswa yang memenuhi KKM Kriteria Ketuntasan Minimum dan 10 siswa lainnya mendapatkan nilai kurang dari KKM. Nilai KKM dari mata pelajaran matematika adalah 70. Tabel 2. Hasil ulangan harian siswa kelas IV SD Negri 2 Kembang Keterangan Jumlah Siswa Persentase % Nilai dibawah KKM 4 28,6% Nilai diatas KKM 10 71,4% Hasil belajar siswa yang kurang pada materi operasi hitung campuran di kelas IV diakibatkan oleh kelemahan guru dan siswa. Kelemahan guru tersebut adalah kurangnya kemampuan untuk menarik perhatian siswa, kurangnya kemampuan untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dan kurangnya kemampuan untuk menciptakan media-media pembelajaran yang inovatif. Sebaliknya kelemahan siswa adalah kesulitan memahami materi pemelajaran dan cepat bosan dalam menerima materi. Media pembelajaran PATUNG Papan Berhitung dapat menjadi alternatif dalam membantu guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran. Media PATUNG membantu partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, hal itu diharapkan dapat meningkatnya hasil belajar siswa. Media pembelajaran PATUNG adalah media visual dan merupakan media grafis yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima. Media PATUNG adalah singkatan dari “Papan Hitung” media ini berbentuk papan yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan operasi bilangan dan dilengkapi oleh soal-soal latihan. Media PATUNG ini menekankan pada pengulangan kalimat yang terdapat pada media. Kalimat pada media tersebut dibacakan oleh siswa sebelum menyelesaikan soal yang disediakan oleh guru. Setelah membacakan kalimat yang tertera pada papan berhitung, siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru di media papan berhitung tersebut. Kemudian soal dibahas bersama-sama oleh guru dan siswa. Secara bahasa media berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘medium’. Menurut Heinich, dan kawan kawan 1982 dalam Arsyad 20133 mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Pendapat itu menenkankan bahwa medium atau media merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah pesan yang disampaikan untuk diterima. Sementara menurut Arsyad 20133 media dalam proses belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau electronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Pengertian dari Arsyad menekankan media adalah alat yang digunakan untuk menyusun kembali informasi visual atau verbal yang memudahkan siswa menerima pesan. Media menjadi alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Mempermudah peserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan definisi media menurut ahli di atas, dapat dikatakan bahwa media memberikan manfaat, yaitu mempermudah siswa dalam menerima pesan yang disampaikan oleh guru. Lebih lanjut media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi, perhatian dan minat siswa dalam belajar Berdasarkan pembahasan di atas maka, untuk mengatasi masalah belajar anak peneliti mencoba untuk menyelesaikan masalahnya. Penyelesaian masalah tersebut dilakukan peneliti dengan cara menerapkan media PATUNG dalam pembelajaran. Selanjutnya untuk melihat hasil dari implementasi media PATUNG peneliti merumuskan membuat Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Melalui Media PATUNG Pada Siswa Kelas IV SD N 2 Kembang Jepara”. B. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalahHasil belajar siswa rendah. Guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung tidak dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif. Siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru selalu menggunakan metode ceramah. C. Pembatasan Masalah Peneliti melakukan batasan-batasan masalah yang akan dibahas, meliputi Peningkatan hasil belajar melalui media pembelajaran PATUNG dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SD N 2 Kembang Jepara yang berjumlah 14 siswa. Adapun materi yang dipilih oleh peneliti adalah operasi hitung campuran pada semester genap. Dalam hal ini peneliti akan melakukan tindakan/treatment dalam dua siklus melalui Penelitian Tindakan Kelas PTK. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut Apakah penerapan media pembelajaran PATUNG pada materi operasi hitung campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N 2 Kembang Jepara? E. Pemecahan Masalah Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran PATUNG. Penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK dengan empat langkah pada setiap siklus yaitu perencanaan planning, aksi atau tindakan acting, observasi observing, dan refleksi reflecting. F. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti, maka tujuan dari PTK; 1. Secara umum yang menjadi tujuan dalam PTK ini adalah untuk meningkatkan sikap profesionalitas guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran di SD N 2 Kembang Jepara sehingga dapat memiliki nilai akademik yang baik. 2. Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan media pembelajaran PATUNG pada materi operasi hitung campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N 2 Kembang Jepara. G. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagi Sekolah; Memberikan kontribusi yang baik mengenai media-media pembelajaran yang inovatif dalam rangka peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran di sekolah. 2. Bagi Guru; Mengetahui media-media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, serta profesionalitas guru juga akan semakin meningkat. 3. Bagi Siswa; Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan juga siswa mampu meningkatkan kemampuan berhitung yang secara otomatis akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. BACA JUGA Contoh Proposal PTK SD Kelas 4 Peningkatan Hasil Belajar Matematika dg Pendekatan Matematika Realistic Contoh Proposal Skripsi Kuantitatif Pendidikan Pengaruh Model pembelajaran Jig Saw dan STAD Terhadap Hasil Belajar Contoh Penelitian TIndakan Kelas PAUD Peningkatan Keterampilan Bicara Anak Usia 3-4 Tahun Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas PTK Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Media Patung Download Kumpulan Contoh Skripsi Penelitian dan Pengembangan R&D Jurusan PGSD Contoh Judul Skripsi Kualitatif PGSD Tahun 2016 Download Filenya Dengan Sekali KLIK Download Contoh PTK SD Lengkap Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 MUDAH DOWNLOAD 1 x KLIK!! Download 101 Contoh Skripsi Penelitian Kuantitatif PDF PGSD Dengan Sekali KLIK!!! Download Contoh Skripsi Pendidikan PGSD Lengkap FIle PDF Sekali KLIK 100 Contoh Judul Penelitian Kualitatif PGSD Berkualitas! dan Cara Membuat Judul Penelitian CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KUANTITATIF PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH H. Kajian Teori 1. Belajar Skinner dalam Walgito 2009166 memberikan definisi belajar “Learning is a process of progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progersif. Ini berarti bahwa sebagai akibat dari belajar adanya sifat progresivitas, adanya tendensi ke arah yang lebih sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya. Sementara Mc Geoch dalam Walgito 2009167 memberikan definisi mengenai belajar “Learning is a change in performance as a result of practice”. Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan practice. Pengertian latihan atau practice mengandung arti bahwa adanya usaha dari individu yang belajar. Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono 200913 berpendapat pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Selain itu Morgan, dkk. memberikan definisi mengenai belajar “Learning can be defined as any relatively permanent change in behavior which occurs as a result of practice or experience ”. Hal yang muncul dalam definisi ini ialah bahwa perubahan perilaku atau performance itu relatif permanen Walgito, 2009167. Di samping itu juga dikemukakan bahwa perubahan perilaku itu sebagai akibat belajar karena latihan practice atau karena pengalaman experience. Berdasarkan berbagai pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh perubahan perilaku sebagai hasil dari latihan atau pengalaman dari seseorang. 2. Hasil Belajar Hasil belajar juga merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi pembelajaran. Hasil belajar menjadi variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi. Artinya bahwa hasil belajar merupakan hasil dari sebuah tindakan yang diberikan dalam proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono 20093 hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Pendapat tersebut menekankan bahwa hasil belajar berasal dari suatu interaksi. Interaksi adalah komunikasi anatar guru dan peserta didik. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Sedangkan menurut Suprijono 20095 hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hal ini berarti hasil belajar merupakan cerminan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Cerminan ini merupakan akibat dari terjadinya suatu proses interaksi anatar guru dan murid yang disebut dengan proses pembelajaran. Bersasarkan berbagai pengertian hasil belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan proses pembelajaran dengan cara mengevaluasi untuk mengetahui tercapai tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu Slameto, 201054 a. Faktor Intern Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Dalam faktor intern terdapat tiga faktor penting yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yaitu inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan juga kesiapan. b. Faktor Ekstern Faktor Ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga memberikan berbagai macam interaksi yang memberikan pengaruh kepada siswa, berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Sedangkan dalam faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi jasmaniah, sikologis, dan kelelahan sedangkan faktor ekstern meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. 3. Operasi Hitung Campuran Operasi hitung campuran bilangan bulat merupakan materi pokok dari kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD. Mata pelajaran matematika operasi hitung campuran terdapat pada kelas 4 dengan SK 1 yaitu memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah dan KD yaitu melakukan operasi hitung bilangan campuran. Materi tersebut merupakan lanjutan dari materi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang telah mulai dipelajari sejak kelas 2 yang terdapat pada SK 1 dengan KD yaitu melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. Prasyarat materi yang harus dikuasai siswa sebelum mempelajari materi operasi hitung campuran adalah operasi hitung dasar dan pemahaman tentang bilangan bulat positif dan negatif. Beberapa kendala yang sering ditemukan dalam mengajarkan operasi hitung campuran adalah materi prasyarat yang dikuasai siswa masih lemah. Di samping itu pula, masih banyak siswa yang tidak mengerti mana yang harus didahulukan dalam penghitungan hitung campuran. Kompetensi yang dituntut dalam mempelajari operasi hitung campuran bilangan bulat adalah siswa dapat melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat dan memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan operasi hitung campuran bilangan bulat. Kompetensi ini sering tidak tercapai karena siswa tidak memahami teori dasar melakukan operasi hitung campuran, serta karena lemahnya pada operasi hitung dasar dan kurangnya ketelitian siswa terhadap tanda bilangan dan tanda operasinya. Selain itu siswa juga kurang memeahami sifat-sifat pengerjaan operasi hitung campuran. Adapun sifat-sifat operasi hitung campuran sebagai berikut a Operasi penjumlahan + dan pengurangan - sama kuat, artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu. b Operasi perkalian x dan pembagian sama kuat, artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu. c Operasi perkalian x dan pembagian lebih kuat dari pada operasi penjumlahan + dan pengurangan -, artinya operasi perkalian x dan pembagian dikerjakan terlebih dahulu dari pada operasi penjumlahan + dan pengurangan -. Untuk mencapai tujuan belajar pada materi operasi hitung campuran maka proses belajar mengajar di dalam kelas harus berlangsung secara aktif bagi siswa. Berdasarkan paradigma kontruktivisme Rusman 201551 menjelaskan bahwa belajar adalah kegiatan aktif siswa untuk membangun pengetahuannya. Siswa belajar dengan aktif untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dipelajari. Belajar dengan malakukan secara mandiri dan guru hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk dapat secara aktif menemukan pengetahuan. 4. Media Pembelajaran Menurut Heinich, dkk 1993 dalam Hernawan, dkk 20073 Media merupakan alat saluran komunikasi, yang berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan menurut Criticos 1996 dalam Daryanto 20124 Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau sarana untuk berkomunikasi dengan siswa dalam proses pembelajaran yang digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar. Jenis-jenis media pembelajaran menurut Hernawan, dkk 200722-34 adalah sebagai berikut a. Media Visual Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. 1 Media Visual yang Diproyeksikan Media visual yang diproyeksikan adalah media yang menggunakan alat proyeksi projector sehingga gambar atau tulisan nampak pada layar screen. 2 Media Visual Tidak Diproyeksikan Media visual yang tidak diproyeksikan adalah media visual yang ditampilkan tanpa alat proyeksi projector sehingga gambar ditampilkan secara langsung, seperti a Gambar Fotografik Gambar fotografik adalah gambar diam/mati still picture, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan isi/ bahan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. b Grafis Media grafis adalah media pandang dua dimensi bukan fotografik yang didalamnya terdapat unsur gambar dan tulisan yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. c Media Tiga Dimensi Media tiga dibagi menjadi tidua jenis, yaitu media realita dan media model. Media realita merupakan model atau objek langsung dari benda nyata, sedangkan media model merupakan tiruan dari objek nyata. b. Media Audio Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif hanya dapat didengar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. c. Media Audio-Visual Media Audio-Visual merupakan kombinasi audio dan visual yang biasa disebut media pandang dengar. Kriteria umum pemilihan media menurut Hernawan, dkk 200764-66 adalah sebagai berikut 1 kesesuaian dengan tujuan instructional goals, 2 kesesuaian dengan materi pembelajaran, 3 kesesuaian dengan karakteristik siswa, 4 kesesuaian dengan teori, 5 kesesuaian dengan gaya belajar siswa, 6 kesesuaian dengan lingkungan. Kriteria khusus pemilihan media menurut Hernawan, dkk 200766-67 merumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari access, cost, technology, interactivity, organization dan novelty. Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut; 1 Access, yaitu pertimbangan mengenai akses dalam penggunaan media. Siswa memiliki akses seperti izin penggunaan atau pun sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat menggunakan media tersebut, 2 Cost, yaitu pertimbangan mengenai biaya. Mahalnya biaya yang dikeluarkan harus mempertimbangkan aspek manfaatnya, 3 Technology, yaitu pertimbangan teknologi yang tersedia. Dengan terknologi yang tersedia apakah media media tersebut dapat digunakan atau tidak. 4 Interactivity, yaitu pertimbangan interaktivitas. Media yang baik dapat memunculkan komunikasi dua arah, 5 Organization, yaitu pertimbangan organisasi. Hal ini seperti dukungan dari kepala sekolah atau yayasan serta pengorganisasiannya, 6 Novelty, yaitu pertimbangan kebaruan media. Media yang baru biasanya lebih menarik bagi siswa. Suatu media pengajaran tentunya terdapat nilai praktisnya. Menurut Nana Sudjana 1991 dalam Djamarah dan Zain 2010135 mengemukakan nilai-nilai praktis media pengajaran adalah; 1 Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir. 2 Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar. 3 Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap. 4 Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiripada setiap siswa. 5Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan. 6 Membantu tumbuhnya pemikiran dan memantu berkembangnya kemampuan berbahasa. 7 Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna. 8 Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa macam kriteria atau pertimbangan dalam pemilihan sebuah media. Pemilihan media tidak semata-mata hanya seberapa menarik media tersebut, tetapi juga melihat pertimbangan-pertimbangan lain sehingga media tersebut dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran dan tujuan pembelajaran itu sendiri dapat tercapai. 5. Media PATUNG Papan Berhitung Sebuah penelitian menunjukan bahwa penggunaan media papan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Marifah Hermin yang menyatakan bahwa Media pembelajaran papan napier memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa materi operasi hitung perkalian bagi kelas III SD Dapuan Surabaya. Hal tersebut diketahui dengan adanya peningkatan yang sangat baik dengan diperoleh presentase nilai aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus I 67,64% dan pada siklus II 89,21%, presentase nilai aktivitas siswa pada proses pembelajaran pada siklus I 70,00% dan pada siklus II 89,94%, serta ketuntasan belajar siswa secara klasikal, yaitu siklus I 65,00% dengan rata-rata 64,75 dan siklus II 85,00% dengan rata-rata 81,35. Menurut Marifah media papan napier yang digunakan peneliti dalam penelitian tersebut merupakan modifikasi dari teknik perkalian napier yang diwujudkan ke dalam bentuk media yang berupa papan visual yaitu papan tulis putih atau whiteboard yang terbuat dari papan kayu triplek. Papan napier adalah papan tulis putih yang terdapat susunan atau pola yang sama dengan teknik perkalian napier yaitu dengan menuliskan semua hasil perkalian dua bilangan pada susunan kotak yang memiliki garis diagonal/garis miring. Media PATUNG atau media papan berhitung merupakan media visual dan termasuk media grafis yang berbentuk papan. Sebagaimana halnya media yang lain media PATUNG berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang dituangkan dalam bentuk grafis. Media papan hitung adalah media papan dua dimensi yang berbentuk persegi panjang. Mempunyai panjang 100 cm dengan lebar 70 cm. Pada papan tersebut terdapat penjelasan cara melakukan operasi hitung campuran. Lebih lanjut dalam media tersebut juga terdapat kolom soal dan kolom untuk mengerjakan soal tersebut. Media PATUNG ini menekankan pada pengulangan kalimat yang terdapat pada media tersebut yang dibacakan oleh siswa sebelum menyelesaikan soal yang disediakan oleh guru. Setelah membacakan kalimat yang tertera pada papan berhitung, siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru di media papan berhitung tersebut. Kemudian soal dibahas bersama-sama oleh guru dan siswa. Pengulangan terus – menerus pada materi yang dibacakan oleh salah satu siswa akan membuat siswa yang lain lebih ingat tentang materi yang disampaikan, dan penyampaian materi oleh teman sebaya akan lebih mudah dipahami oleh siswa tersebut. Papan napier sebagai media pembelajaran mempunyai kesamaan dengan media PATUNG yang peneliti gunakan, dimana media papan napier adalah media yang terbuat dari papan yang ditunjukan kepada siswa untuk meningkatkan fokus siswa dalam menjawab soal-soal yang diberikan guru. Sama dengan media napier, media PATUNG juga terbuat dari papan. Kesamaan lain ada pada fungsinya dimana kedua media ini berfungsi untuk membantu siswa menghitung secara langsung pada papan media. Penerapan media PATUNG akan menjadikan pembelajaran mudah dipahami oleh siswa. Dengan mendemostrasikan cara mengerjakan soal-soal materi operasi bitung campuran. Melalui media PATUNG siswa dapat melihat secara nyata bagaimana sebuah soal dapat dikerjakan atau diperoleh solusi penyelesaiannya. Dengan beberapa siswa yang mengerjakan soal didepan kelas dengan menggunakan media PATUNG maka siswa akan secara aktif mencoba untuk mengerjakannya. Lebih lanjut suasana kelas akan menjadi lebih kondusif karena perhatian siswa tertuju pada materi pelajaran dengan menggunakan media PATUNG. 6. Kerangka Berpikir Hasil belajar yang baik, idealnya tercapai karena proses belajar mengajar berlangsung dengan baik pula. Sehingga tercapai tujuan dari proses belajar yang telah ditetapkan. Namun dalam sebuah kelas yang terdapat di SD N 2 Kembang Jepara khusunya di kelas 4, pada mata pelajaran matematika dengan materi pembelajaran operasi hitung campuran tujuan pembelajaran tersebut tidak tercapai, hal tersebut ditandai dengan nilai pelajaran pada mata pelajaran matematika yang lebih rendah dibandingkan mata pelajaran lainnya. Lebih lanjut nilai ulangan siswa kelas 4 SD N 2 Kembang juga menunjukan rata-rata nilai yang belum mencapai KKM. Rendahnya hasil belajar pada siswa kelas 4 SD N 2 Kembang diakibatkan oleh prsoses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu peneliti melakukan PTK dengan dua siklus. Pada siklus pertama akan diberikan tindakan yaitu guru menggunakan media PATUNG pada pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran. Setelah tindakan dilakukan selanjutnya peneliti mengamati hasil belajar dengan penggunaan treatmean tersebut. Jika hasil tersebut belum mencapai target peningkatan yang ditetapkan maka dilakukan treatmeant atau tindakan pada siklus yang kedua yaitu dengan guru menggunakan media PATUNG dalam pembelajaran materi operasi hitung campuran. Dari hasil siklus tersebut diharapkan terjadi peningkatan siknifikan pada hasil belajar siswa. Artinya bahwa penerapan media PATUNG dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung campuran siswa kelas IV SD N 2 Kembang Jepara. 7. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran dengan menggunakan media pembelajaran PATUNG dapat meningkatkan hasil belajar siswa. I. Metodologi Penelitian 1. Setting Penelitiana. Subjek Penelitian Subjek yang akan diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IV SD N 2 Kembang Jepara yang berjumlah 14 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SD N 2 Kembang yang beralamat di Desa Jinggotan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 minggu, yaitu pada tanggal 8 Februari 2016 sampai dengan tanggal 20 Februari Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau cara yang harus dilakukan secara teratur dan sistematis oleh peneliti untuk mencapai tujuan-tujuan penelitiannya. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus yang berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama yaitu a perencanaan, b tindakan, c pengamatan, dan d refleksi. Perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk membuat rencana yang akan dijadikan acuan dalam melakukan tindakan. Pelaksanaan tindakan adalah aktifitas yang dilakukan oleh guru berdasarkan pada rancangan atau rencana yang telah disusun. Pengamatan adalah tindakan yang dilakukan guru untuk mengamati dan mencatat hal-hal yang diperlukan dan terjadi dalam proses pelaksanaan tindakan berlangsung. Refleksi adalah proses untuk melihat kembali atau mengulas kembali tentang perubahan yang terjadi pada proses tindakan yang telah dilakukan. Untuk lebih jelasnya digambarkan pada gamabr berikut ini a. Sikuls 1 1 Perencanaan tindakan I Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan lancar serta perubahan akibat tindakan dapat direkam dengan baik maka dalam perencanaan ini harus disiapkan dengan lengkap. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut a Merancang program pelaksanaan pembelajaran yang konsisten dengan metode atau model yang akan dilakukan RPP. b Menyusun lembar observasi aktivitas siswa. c Merancang dan menyiapkan media atau alat pelajaran yang akan digunakan. d Menyusun instrumen evaluasi dan uji instrumen. 2 Pelaksanaan tindakan I Pada tahapan ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan RPP yang telah disusun. 3 Pengamatan/Pengumpulan data I Tahapan ini terkait dengan pelaksanaan tindakan kelas. Kegiatan ini dengan menggunakan lembar observasi yang meliputi aktivitas siswa serta hasil belajar. 4 Refleksi I Tahapan refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Kegiatan yang dilakukan adalah analisis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk dasar perbaikan dalam menyusun perencanaan pada siklus berikutnya. b. Siklus 2 1 Perencanaan tindakan II Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan lancar serta perubahan akibat tindakan dapat direkam dengan baik maka dalam perencanaan ini harus disiapkan dengan lengkap. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut a Merancang program pelaksanaan pembelajaran yang konsisten dengan metode atau model yang akan dilakukan RPP. b Menyusun lembar observasi akivitas siswa. c Merancang dan menyiapkan media atau alat pelajaran yang akan digunakan. d Menyusun instrumen evaluasi dan uji instrumen. 2 Pelaksanaan tindakan II Pada tahapan ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan RPP yang telah disusun. 3 Pengamatan/Pengumpulan data II Tahapan ini terkait dengan pelaksanaan tindakan kelas. Kegiatan ini dengan menggunakan lembar observasi yang meliputi aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. 4 Refleksi II Tahapan refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Kegiatan yang dilakukan adalah analisis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan daftar siswa kelas IV, jumlah siswa kelas IV, baik laki-laki maupun perempuan, dan daftar nilai siswa kelas IV. b. Tes Tes dilakukan setiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV khususnya untuk peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media PATUNG . Data hasil belajar siswa ini didapat dari hasil evaluasi setiap akhir siklusnya. c. Pengamatan observasi Pengamatan betujuan untuk memperoleh data tentang proses berlangsungnya belajar mengajar yang meliputi aktivitas siswa, suasana atau situasi belajar siswa. Instrumen Penelitian Sebelum dilaksanakannya PTK, maka disusun berbagai instrumen terlebih dahulu yang akan digunakan pada saat dilakukannya PTK yaitu sebagai berikut a. Membuat input instrumental yang digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu menyusun RPP dan juga menyusun perangkat pembelajaran berupa lembar pengamatan. b. Membuat output instrumental yang digunakan untuk menganalisis data setelah memberi perlakuan PTK, instrumennya adalah butir tes. Langkah-langkah yang dilakukan sebelum menyusun instrumen penelitian diantaranya adalah sebagai berikut 1 Menyusun kisi-kisi Tujuan penyusunan kisi-kisi tes adalah untuk menjaga agar tes yang akan disusun sesuai dengan materi. 2 Menentukan tipe tes Tipe tes yang digunakan adalah pilihan ganda. 3 Menentukan jumlah soal Jumlah yang digunakan untuk uji coba sebanyak 25 soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 30 menit. 4. Teknik Analisis Data a. Analisis Instrumen Penelitian Data dalam penelitian ini, dikumpulkan melalui catatan harian dan pengamatan guru. Setelah instrumen diujicobakan kemudian dianalisis, untuk mendapatkan soal yang baik dan memenuhi kriteria. Menganalisa hasil tes ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut 1 Validitas Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman Arikunto, 200965. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu Sebuah tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor tiap butir soal menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa sebuah butir soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada tiap butir soal mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas tiap butir soal digunakan rumus korelasi tersebut di atas. Dengan berkonsultasi ke tabek harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga rXY> rtabel maka korelasi tersebut signifikan atau valid, dan sebaliknya Arikunto, 2009 75. Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk butir soal biasa diberikan dengan 1 bagi soal yang dijawab benar dan 0 bagi soal yang dijawab salah, sedangkan skor total selanjutnya didapat dari jumlah keseluruhan skor untuk semua butir soalnya. 2 Reliabilitas Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Arti tetap tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg yaitu sama dalam kedudukan siswa di antara anggota kelompok yang lain Arikunto, 200986. Analisis realibilitas tes pilihan ganda menggunakan rumus K-R. 20, yaitu Setelah diperoleh harga kemudian dibandingkan dengan produk moment dengan =5%. Instrumen dikatakan reliabel jika 3 Taraf kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagiArikunto, 2009 207. Untuk menghitung besarnya indeks kesukaran tiap butir soal, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut Arikunto 2009210 mengatakan bahwa indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut 0 < P ≤ 0,3 sukar 0,3< P ≤ 0,7 sedang 0,7< P ≤ 1,0 mudah 4 Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah Arikunto, 2009211.Cara menentukan daya pembeda yaitu dengan rumus sebagai berikut Klasifikasi daya beda adalahArikunto, 2009218 D 0,00 – 0,20 = jelek poor D 0,20 – 0,40 = cukup satisfactory D 0,40 – 0,70 = baik good D 0,70 – 1,00 = baik sekali exellent b. Analisis Data. Teknik analisis data yang digunakan perlu dikemukakan secara jelas dan rinci sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan pada saat dilakukannya kegiatan observasi. 1 Data hasil belajar siswa Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Analisis data hasil belajar dilakukan dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal. a Menghitung nilai rata-rata Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata yaitu 5. Indikator Keberhasilan Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut a. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan nilai rata-rata kelas ≥ 70, ketuntasan belajar individu mencapai ≥ 70% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai ≥ 70% b. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat dengan kriteria tinggi dan mencapai persentase ≥ 75% DAFTAR PUSTAKA Arief dkk. 2009. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta Rajawali Pers. . Arikunto, Evaluasi Aksara. Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta PT Raja Grafindo Persada. Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung Satu Nusa. Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dimyati dan dan Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineka Cipta. Hernawan, Asep Herry, Pembelajaran sekolah PRESS. Marifah, Hermin. Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Perkalian Bersusun Ke Bawah dengan Media Papan Napier Pada Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas III SD Dapuan Surabaya. diakses pada 24 Mei 2016. Purwanto, 2013. Prnsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Rusman. 2015. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Teori Praktik dan Penilaian. Jakarta PT RAJA GRAFINDO PERSADA. dan Faktor-faktor yang Cipta. Suprijono, LearningTeori&Aplikasi PAIKEM. YogyakartaPustaka Belajar. Walgito, Psikologi Baca Juga Contoh Proposal PTK SD Kelas 4 Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Pendekatan Matematika RealisticContoh penelitian Tidakan Kelas PAUD Peningkatan Keterampilan Bicara Anak Usia 3-4 TahunContoh proposal penelitian Tindakan Kelas PTK Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Media PatungDownload PTK SD Lengkap Kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6 Dengan Sekali KLIKContoh PTK Peningkatan Hasil Belajar Proposal Penelitian PTK ini ditulis oleh Guru SD yaitu Toni Eko Nugroho.

KeefektifanPembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas/PTK , Sekolah Menengah Atas/ SMA, Matematika, Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, Kelas X,Surakarta
Related PapersBuku ini menjabarkan tentang pengertian, prosedur, dan teknik yang dibutuhkan oleh guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat laporan pelaksanaan PTK yang diharapkan berdampak pada perbaikan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Buku ini dilengkapi dengan contoh PTK dalam pembelajaran fisika yang dilakukan oleh penulis yang didanai dari Block Grant PMPTK Depdiknas. Penelitian Tindakan Kelas PTK atau classroom action research merupakan upaya yang digunakan dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan model pengembangan profesi dimana guru mempelajari cara siswa belajar dalam kaitannya dengan cara guru mengajar, sehingga guru dapat memperbaiki kekurangannya dalam mengajar agar berdampak pada perbaikan proses belajar siswa. PTK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan guru melakukan refleksi diri, meningkatkan kemajuan sekolah, dan menumbuhkan budaya professional di kalangan pendidik. PTK merupakan penelitian berbasis inkuiri yang dilakukan oleh guru dengan mengikuti proses menganalisis praktek pembelajaran yang telah dilakukan, menerapkan strategi baru dalam kegiatan belajar mengajar KBM, mengevaluasi hasil belajar, dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar ini menjabarkan tentang pengertian, prosedur, dan teknik yang dibutuhkan oleh guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat laporan pelaksanaan PTK yang diharapkan berdampak pada perbaikan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Buku ini dilengkapi dengan contoh PTK dalam pembelajaran fisika yang dilakukan oleh penulis yang didanai dari Block Grant PMPTK Depdiknas. Penelitian Tindakan Kelas PTK atau classroom action research merupakan upaya yang digunakan dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan model pengembangan profesi dimana guru mempelajari cara siswa belajar dalam kaitannya dengan cara guru mengajar, sehingga guru dapat memperbaiki kekurangannya dalam mengajar agar berdampak pada perbaikan proses belajar siswa. PTK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan guru melakukan refleksi diri, meningkatkan kemajuan sekolah, dan menumbuhkan budaya professional di kalangan pendidik. PTK merupakan penelitian berbasis inkuiri yang dilakukan oleh guru dengan mengikuti proses menganalisis praktek pembelajaran yang telah dilakukan, menerapkan strategi baru dalam kegiatan belajar mengajar KBM, mengevaluasi hasil belajar, dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar selesai mempelajari Bab I ini, peserta dapat… 1. menjelaskan dasar hukum pelaksanaan PTK oleh Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan bagian dari seri 12 dua belas modul yang disusun untuk memfasilitasi kegiatan KKG/MGMP di masing-masing gugus. Modul ini dapat pula digunakan oleh kelompok kerja lainnya seperti KKKS, KKPS, MKKS, dan MKPS. Materi yang dibahas dalam modul ini mencakup konsep dasar PTK, Pengembangan fokus masalah penelitian, Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Persiapan dan Pelaksanaan observasi, analisis dan refleksi serta evaluasi. Di samping itu, materi tentang teknik penyusunan proposal dan penulisan laporan PTK sebagai karya ilmiah juga dibahas dalam modul ini. Tujuan dari penyusunan modul ini adalah untuk menyediakan bahan diklat tentang peningkatan kompetensi profesional guru melalui kegaiatan Penelitian Tindakan Kelas. Modul ini sangat bermanfaat semua guru peserta KKG/MGMP, baik yang sudah memiliki ijazah S-1/D-4 atau pun yang belum. Begitu pula modul ini sangat bermanfaat bagi guru yang sudah memiliki golongan/ruang kepangkatan IV-a yang ingin naik ke IV-b dan seterusnya. Modul ini sangat berguna sebagai bimbingan dalam melaksanakan kegiatan PTK bagi mereka yang akan melakukan perbaikan proses pembelajaran di kelas sekaligus berminat untuk menulis karya tulis ilmiah.
. 458 135 408 211 406 246 84 8

contoh analisis masalah dalam ptk